5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Indonesia Tak Kena Sanksi, Ini Isi Lengkap Surat FIFA Untuk Presiden Jokowi

Jakarta, MISTAR.ID

Indonesia terbebas dari sanksi FIFA soal Tragedi Kanjuruhan. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Jumat (7/10/22) malam.

Jokowi mengatakan, sudah menerima surat dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) soal kericuhan sepak bola Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Surat itu bertanggal 5 Oktober 2022.

“Berdasarkan surat (surat dari FIFA) tersebut, alhamdulillah, sepak bola Indonesia tidak dikenai sanksi oleh FIFA,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers daring, Jumat malam.

Jokowi mengatakan bahwa surat tersebut adalah tindak lanjut dari komunikasi melalui telepon antara dirinya dan Presiden FIFA Gianni Infantino pada hari Senin (3/10/22).

Baca Juga:Terungkap! 11 Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan

Dalam surat tersebut, turut disebutkan bahwa FIFA dan pemerintah Indonesia akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia. Untuk kelancaran upaya itu, FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses transformasi.

“FIFA bersama-sama dengan pemerintah akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia,” ujar dia.

Berikut isi lengkap surat FIFA buat Presiden Jokowi:

Menyusul peristiwa tragis yang terjadi di Malang pada 1 Oktober 2022, Indonesia dan seluruh dunia bergabung dengan komunitas sepak bola berduka atas hilangnya nyawa dan mencari jawaban agar tragedi serupa tidak terulang kembali.

Baca Juga:Polri Tetapkan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Termasuk Dirut LIB

Menanggapi permintaan pemerintah Indonesia dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSS), FIFA akan memberikan dukungannya untuk mencegah terulangnya tragedi serupa.

Sebagai bagian dari misinya, FIFA, bekerja sama dengan AFC, akan bekerja sama dengan otoritas pemerintah Indonesia dan PSSI untuk mengatasi kondisi yang memicu peristiwa ini dan secara lebih luas, untuk membantu reformasi sepak bola Indonesia yang lebih luas.

Terlepas dari beratnya kasus, dan fakta bahwa hal itu dapat menyebabkan sanksi penangguhan oleh FIFA, upaya kolaboratif untuk tindakan segera berikut ini diusulkan untuk dilakukan di bawah pengawasan dan keterlibatan bersama FIFA, AFC dan pemerintah Indonesia, dan dalam kolaborasi dengan PSSI:

  1. Standar Keamanan Stadion

Mereview secara komprehensif dan meningkatkan standar keselamatan semua stadion nasional, stadion internasional dan fasilitas terkait di Indonesia. Fokus khusus harus ditempatkan pada arus pemisahan polisi dan petugas keamanan, pendukung dan pemain sebelum, selama, dan setelah pertandingan.

Baca Juga:Pasca Tragedi Kanjuruhan, PSSI Pastikan Tindaklanjuti Arahan Presiden

Tinjauan lengkap dan peningkatan sistem keamanan di sekitar stadion dan fasilitas juga harus diselesaikan.

  1. Protokol dan Prosedur Pengamanan Kepolisian

Kebijakan standar untuk kepolisian dan petugas keamanan dalam hal manajemen kerumunan sebelum, selama, dan setelah pertandingan harus dikembangkan sesuai dengan standar keselamatan internasional.

Ini juga harus mencakup integrasi program pelatihan yang secara khusus disesuaikan dengan acara olahraga dalam berbagai format.

Baca Juga:Ketua KONI Sumut: Tak Usah Saling Menyalahkan Soal Tragedi Kanjuruhan

  1. Sosialisasi

Dialog formal dengan klub harus dibentuk untuk bertukar informasi dan menghasilkan masukan untuk proses yang diuraikan di atas, jika relevan.

Suporter harus diundang untuk menjadi bagian dari reformasi, untuk memberikan umpan balik dan pandangan mereka, serta melalui kesepakatan dan kerangka kerja yang bertujuan untuk mencegah situasi dengan risiko eskalasi kekerasan yang lebih tinggi. Proses ini harus difasilitasi melalui pembuatan database suporter oleh klub dan PSSI.

  1. Penjadwalan Pertandingan

Tinjauan terhadap penjadwalan dan waktu pertandingan akan dilakukan, dengan tujuan khusus untuk menghindari waktu pertandingan yang dapat meningkatkan profil risiko pertandingan tertentu.

Baca Juga:Kementerian PPPA: 33 Anak Tewas dalam Tragedi Kanjuruhan

Hal ini dapat mencakup pertimbangan penjadwalan pertandingan selambat-lambatnya pukul 5 sore dan televisi hanya pada hari Sabtu dan Minggu, yang mencerminkan korelasi antara waktu kick-off sebelumnya dan pengurangan insiden peristiwa kekerasan di tempat lain.

Ini juga harus membantu mengurangi tekanan pada infrastruktur transportasi umum dan memfasilitasi akses yang lebih mudah bagi pendukung ke transportasi umum sehingga membuat keberangkatan dari stadion lebih mudah dan lebih aman.

Jadwal pertandingan yang lebih konsisten juga harus memungkinkan kehadiran personel keamanan yang lebih terkoordinasi dan teratur untuk mendukung pertandingan. Kampanye kesadaran di antara pendukung dan masyarakat umum harus diluncurkan untuk memastikan bahwa para pendukung dapat mengantisipasi semua potensi masalah.

Baca Juga:Buntut Tragedi Kanjuruhan, Indonesia Sepakat Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 Tanpa Penonton

  1. Pendampingan dan Benchmarking

Penjangkauan ke lembaga dan pakar lain di bidang keselamatan dan keamanan stadion harus dilakukan untuk menetapkan pembandingan sistematis terhadap praktik terbaik secara global. Tim pendamping juga harus dibentuk dari kumpulan kolaborator ahli untuk memberikan saran langsung dalam berbagai tindakan dan program yang dilakukan sebagai bagian dari reformasi yang lebih luas.

Saya berterima kasih atas semua upaya yang dilakukan dan atas kontribusi penting Anda untuk pengembangan olahraga kami dan promosi nilai-nilainya di Indonesia dan saya berharap, Yang Mulia, Presiden yang terhormat, untuk segera bertemu Anda.

Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022. Kericuhan muncul setelah pertandingan sepak bola Liga 1 Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan. Sejumlah suporter memasuki lapangan dan dijawab keras oleh petugas pengamanan yang melontarkan tembakan gas air mata ke arah tribun. Peristiwa itu menimbulkan korban tewas hingg 131 orang. (tempo/hm14)

Related Articles

Latest Articles