31.8 C
New York
Tuesday, July 16, 2024

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Beresiko Terhadap Keselamatan Pelayaran

Jakarta, MISTAR.ID

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut adanya potensi gelombang yang tinggi dapat beresiko terhadap keselamatan pelayaran para Nelayan, sehingga diimbau masyarakat pesisir tetap mewaspadai potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 12-14 Juni 2023.

“Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran,” terang Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Senin (12/6/23).

Dikatakannya, pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.

Berdasarkan catatan BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari selatan-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 3-15 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 5-20 knot.

Baca juga : Dua Hektare Lahan di Aceh Besar Terbakar, BMKG: Waspadai Dampak El Nino dan IOD

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan selatan Pulau Jawa, Laut Jawa, Selat Makassar bagian selatan, Laut Banda dan Laut Arafuru,” jelasnya.

Kondisi tersebut, sambung Eko Prasetyo, menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan barat Aceh, perairan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rote, Laut Sawu, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba, Laut Natuna dan Selat Karimata.

Selain itu, di Perairan Pulau Belitung, Laut Jawa, perairan utara Jawa Timur, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, Laut Bali, Selat Lombok bagian utara, Laut Sumbawa, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar serta Laut Flores.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” ucapnya.

Baca juga : Hadapi Fenomena El Nino, BMKG Imbau Masyarakat Lakukan Langkah Ini

Eko Prasetyo mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi, seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).

“Kemudian, kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter),” imbuhnya.

Selanjutnya, terjadi di Perairan Baubau-Wakatobi, perairan Manui-Kendari, Teluk Tolo, perairan selatan Kepulauan Banggai-Kepulauan Sula, Laut Banda, perairan Pulau Buru-Pulau Ambon-Pulau Seram, Laut Seram, perairan Raja Ampat bagian utara, perairan Sorong bagian selatan, perairan Fakfak-Kaimana, perairan Agats-Amamapare, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan Kaimana, Laut Arafuru dan Samudra Pasifik utara Papua Barat.

Pada gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatera, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Jawa Timur, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan selatan Pulau Sumba, Samudra Hindia selatan Banten-NTT. (antara/hm18)

Related Articles

Latest Articles