20.2 C
New York
Tuesday, May 28, 2024

Wabah ASF Sangat Mengancam Ternak Babi, Begini Saran Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Sumut

Medan, MISTAR.ID – Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Sumut, Drh Adhona Bhajana, meminta kepada pemerintah harus cepat menyelesaikan kasus wabah virus African Swine Fiver (ASF) atau demam babi afrika yang melanda di Sumatera Utara.

“Wabah yang terkena kepada babi di Sumut ini adalah wabah african swine fever (ASF) dan itu sudah dikonfirmasi oleh Balai Veteriner kemudian untuk penanggulangannya sudah sama-sama kita lakukan, dan mendesak kementerian pertanian untuk segera mendeklarasikan dan Alhamdulillah sudah. Bahwa per tanggal 18 Desember 2019 sudah menjadi daerah yang wabah,” kata Drh Adhona Bhajana kepada wartawan, Sabtu (18/1/20).

Menurut Adhona bahwa dalam hal untuk penanganannya tentunya dimusnahkan. “Namun, dalam kendalanya seperti yang kita ketahui bahwasanya kekurangan alokasi anggaran. Sebaiknya pemerintah bersama-sama duduk untuk memecahkan masalah ini dalam hal alokasi dana tersebut,” ucapnya.

“Oleh karena itu mereka berharap agar wabah ini dituntaskan, sehingga masyarakat bisa dapat terselamatkan,” sambung Adhona.

Terkait dampak wabah ASF tersebut kepada manusia, menurut Adhona bahwa wabah ini tidak berdampak kepada manusia.

“Dampak wabah ini kepada manusia tidak apa-apa dan dikonsumsi juga tidak apa-apa selagi di masak dan diolah dengan baik dan bukan berupa bangkai. Kalau untuk ke hewan lain tidak menular karena hanya menular sesama babi,” terangnya.

Adhona menjelaskan bahwa beda hog cholera dengan ASF adalah tingkat kematiannya lebih cepat disebabkan oleh ASF. “Kalau dari tingkat kematiannya lebih cepat ASF. Kalau dalam tempo itu tiga hari langsung mati dari pada hog cholera,” jelasnya.

Adhona menuturkan bahwa mereka juga telah menggandeng pihak pemerintah untuk melakukan disinfektan terhadap ternak-ternak babi masyarakat.

“Kita bersama dengan pemerintah khususnya Dinas Ketahanan Pangan memberikan bantuan berupa desinfektan untuk menetapkan sistem bioscurity. Kebanyakan peternak-peternak kecil tidak melakukan ini sehingga kita yang melakukannya. Dan kita juga berikan edukasi seperti penyuluhan kepada masyarakat kecil tentang bagaimana mengenali ternak yang terkena ASF atau hog cholera,” tuturnya.

“Untuk vaksin ASF belum ada diciptakan. Dimana, penyakit ini banyak datang dari Vietnam atau Tiongkok namun, ada juga dari Timor-timor dan di Indonesia baru kali ini terjadi di Sumut dan ditetapkan sebagai wabah ASF,” tambah Adhona.

Diketahui, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara mencatat bahwa sampai saat ini menurut tercatat babi yang mati baru mencapai sekitar 39 ribu ekor dari populasi 1.229.741 ekor. Dimana babi yang mati itu sudah ada di 18 kabupaten atau kota di Sumut.(hm02)

Penulis : Saut

Editor : Herman Maris

Related Articles

Latest Articles