8.9 C
New York
Monday, October 28, 2024

Semangat Ibu-ibu di Medan, Tak Menyerah Melawan Kanker Payudara

Medan, MISTAR.ID

Sepintas tak ada yang berbeda dari kedua wanita bernama Yani (42) dan Rani (50). Keduanya tampak sehat seperti orang pada umumnya. Namun siapa sangka keduanya mengidap kanker payudara.

Karena memiliki penyakit yang sama, keduanya menjadi akrab dan kini tergabung dalam MBCC (Medan Breast Cancer Community). Dimana seluruh anggota merupakan pengidap dan penyintas kanker payudara di Medan.

Baca Juga:Masyarakat Diimbau tidak Takut Deteksi Dini Kanker Payudara

Rani mengaku saat ini tengah berjuang untuk proses penyembuhan dan memasuki tahap sinar atau radioterapi. Adapun proses ini harus dilakukannya sebanyak 30 kali. “Sebelum berobat medis saya lebih memilih berobat herbal, tapi tidak juga sembuh. Akhirnya memilih ke dokter. Nah, selama melakukan tahapan sinar, banyak efek samping yang harus dilalui. Seperti rambut gugur dan akhirnya botak. Pas awal-awal di sinar muka saya ini hitam seperti terbakar dan muntah-muntah terus. Tapi, alhamdulillah sudah mulai berlalu. Rambut alis saya mulai tumbuh,” kata Rani saat diwancarai dalam kegiatan Breast Cancer Awarness Month di Rumah Sakit Malahayati, Jumat (21/10/22).

Berbeda dengan Yani. Ia mengaku sudah melewati tahapan sinar tersebut. Bahkan harus merelakan kedua payudaranya diangkat. Selama menjalani sinar, leukosit Yani turun dari 10 ribu hingga ke 500.

Baca Juga:Waspada! Ini Kebiasaan yang Bisa Picu Kanker Payudara

“Alhamdulillah, saya sudah siap semua tahapan sinar ini. Jadi saat ini lagi minum obat 5 tahun. Penyakit ini sudah 3 tahun bersarang di diri saya. Selama dua tahun saya hanya berobat alternatif atau herbal. Namun karena kankernya pindah ke sebelah kanan, makanya akhirnya saya ke dokter. Karena sudah buat saya stres dan hampir menyerah,” ujar ibu dua anak ini sembari mengatakan apalagi bila mendengar temannya ada yang meninggal karena kanker, pasti akan membuat kondisinya drop.

Namun, lama kelamaan bersama teman-teman seperjuangan melawan kanker payudara, akhirnya membuat keduanya dan rekan-rekannya mendapatkan semangat untuk sehat untuk hidup lebih lama lagi.

“Sekarang kami gak mau menganggap diri kami sakit. Gak mau juga mikir-mikir yang negatif yang berat-berat. Anggap sajalah kita ini sehat. Apalagi setelah masuk di komunitas ini kami saling menguatkan dan kadang becanda-candaan yang lucu-lucu,” ucap Rani yang diaminkan Yani.

Baca Juga:Apakah Anda Tahu, Cara Mutasi Gen Memicu Sel Kanker Payudara? Baca Ini…

Bahkan menurut mereka, meski sudah tak secantik dulu, namun keduanya yakin mereka dan teman-teman lainnya adalah orang-orang pilihan dari Tuhan. “Kami adalah orang-orang  pilihan. Orang-orang teristimewa semua ini. Tuhan tahu kami bisa melewati semua ini,” terang keduanya sambil tersenyum.

Bahkan keduanya juga mengaku sering memiliki kecemasan tentang penyakit yang tengah dirasakan. Akan tetapi, karena banyak dukungan dari orang terdekat maka bisa membangkitkan semangat untuk terus sembuh dan berjuang melawan kanker payudara ini.

“Apalagi saya ya yang tahun lalu baru divonis kena kanker ini tepatnya setelah sebulan meninggalnya suami tercinta. Namun banyak dukungan keluarga dan juga dari komunitas dan membuat saya harus bangkit dan berjuang untuk sembuh,” pungkas Rani yang memiliki tiga anak ini.(anita/hm15)

Related Articles

Latest Articles