30.5 C
New York
Sunday, July 7, 2024

Perang Ukraina, Absennya Putin dan Xi Jin Ping Bakal Rusak Pertemuan G20

New Delhi, MISTAR.ID

Perpecahan semakin dalam seputar perang Rusia di Ukraina berisiko menggagalkan perundingan untuk masalah keamanan pangan, keuangan dan kerjasama global, ketika negara-negara terkuat di dunia bertemu akhir pekan ini di New Delhi.

Sikap keras terhadap perang telah mencegah kesepakatan, bahkan hanya untuk satu komunikasi dalam sekitar 20 pertemuan tingkat menteri G20 pada masa kepresidenan India tahun ini.

Saat ini hanya tergantung pada para pemimpin masing-masing negara untuk mencari jalan keluar, jika memungkinkan.

Namun untuk tahun ini, China akan diwakili Premier Li Qiang, bukan Presiden Xi Jinping, sedangkan Rusia telah mengkonfirmasi absennya Presiden Vladimir Putin, yang menunjukkan bahwa kedua negara tersebut kemungkinan besar tidak akan bergabung dalam konsensus apa pun.

Baca Juga: Kota Medan Masih Langganan Banjir, DPRD: Masyarakat Diharap Bersabar

Hal itu berarti, bahwa pertemuan selama dua hari mulai 9 September nanti akan didominasi oleh Barat dan sekutunya.

Pemimpin G20 yang akan hadir termasuk Presiden AS Joe Biden, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Mohammed Bin Salman dari Arab Saudi dan Fumio Kishida dari Jepang.

Menurut analis, kegagalan pertemuan akan menjadi batas kerjasama antara kekuatan Barat dan non-Barat sekaligus mendorong negara-negara peserta lebih mendukung kelompok yang dirasa nyaman.

“Memisahkan diri ke dalam blok Barat dan non-Barat bukanlah yang diinginkan,” kata Michael Kugelman, Direktur South Asia Institute di Wilson Center di Washington, seperti dikutip Reuters, Senin (4/9/23).

Kegagalan mencapai konsensus juga akan merusak kredensial diplomatik Perdana Menteri India Narendra Modi, yang menggunakan kepresidenan India saat ini dalam memperkuat posisi New Delhi sebagai kekuatan ekonomi sekaligus pemimpin di dunia selatan.

Baca Juga: Kasus Pelanggaran Lalin di Sumut Hingga Agustus 2023 Sebanyak 91.841

“Jika pertemuan pemimpin berakhir gagal, New Delhi dan terutama Modi akan mengalami kegagalan diplomatik yang besar dan politis,” kata Kugelman.

India, yang belum mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, harus meyakinkan adanya kesepakatan dengan pernyataan bersama – yang disebut sebagai Deklarasi Pemimpin – atau membiarkan kepresidenannya berakhir tanpa komunikasi seperti itu sejak tahun 2008.

“Posisi telah mengeras sejak Pertemuan Bali,” kata seorang pejabat senior pemerintah India kepada Reuters, mengacu pada pertemuan tahun 2022 yang diadakan di Indonesia.

“Rusia dan China telah memperketat posisinya sejak saat itu, konsensus akan sangat sulit,” tandasnya. (Mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles