14.7 C
New York
Monday, May 20, 2024

Kantor Kedutaan Swedia di Irak Dibakar Demonstran yang Kecam Rencana Pembakaran Alquran

Baghdad, MISTAR.ID

Demonstran membakar kedutaan Swedia di ibukota Irak Baghdad pada Kamis (20/7/23) pagi waktu setempat. Ini sebelum rencana pembakaran Alquran di Swedia.

Kantor berita AFP melaporkan pada Kamis (20/7/23) bahwa asap mengepul dari gedung kedutaan Swedia dan puluhan pengunjuk rasa masih berada di sana sementara sejumlah besar polisi anti huru hara Irak sedang bertugas.

Demonstrasi itu diselenggarakan oleh pendukung pemimpin agama Moqtada Sadr.

Baca juga: Turki: Kalau Swedia Penuhi Komitmen, Mereka Dapat Menjadi Anggota NATO

“Kami tidak menunggu sampai pagi, kami masuk di pagi hari dan membakar kedutaan Swedia,” kata seorang pengunjuk rasa di Baghdad kepada AFP pada hari Kamis, sebelum meneriakkan nama pemimpin tersebut.

Belum jelas apakah kedutaan sedang kosong pada saat serangan atau apakah staf telah dievakuasi. Namun, kementerian luar negeri Swedia mengatakan kepada AFP bahwa pegawai kedutaannya di Baghdad “aman” setelah insiden itu.

“Otoritas Irak bertanggung jawab untuk melindungi misi diplomatik dan staf mereka,” kata kementerian itu, menambahkan bahwa serangan terhadap kedutaan dan diplomat “merupakan pelanggaran serius terhadap Konvensi Wina.”

Baca juga: Turki dan Kuwait Kecam Keras Pembakaran Al Quran di Swedia

Serangan itu terjadi setelah polisi Swedia mengizinkan demonstrasi di luar kedutaan Irak di Stockholm pada hari Kamis di mana penyelenggara berencana untuk membakar Alquran dan bendera Irak.

Media Swedia melaporkan bahwa Salman Momika, seorang pengungsi Irak di Swedia, mengorganisir acara tersebut. Salwan sebelumnya membakar beberapa halaman Alquran di luar masjid terbesar di Stockholm pada 28 Juni saat Idul Adha.

Insiden itu mendorong para pendukung pemimpin agama Irak yang berpengaruh dan pembangkang politik Moqtada untuk menyerang kedutaan Swedia di Bagdad keesokan harinya.

Baca juga: Akibat Perang, Suasana Lebaran di Negara Ini Penuh Duka

Moqtada berulang kali memobilisasi ribuan pengunjuk rasa di jalanan.

Pada musim panas 2022, para pendukungnya menyerbu gedung parlemen di Bagdad dan melakukan aksi duduk yang berlangsung selama beberapa minggu.

Saat itu, Moqtada terlibat dalam perselisihan politik atas penunjukan perdana menteri. (Mtr/hm21).

Related Articles

Latest Articles