Malaysia, MISTAR.ID
Banjir besar yang melanda Malaysia pada Jumat, 14 Desember 2021, menimbulkan dampak yang sangat luas dan kerusakan fasilitas umum lainnya. Sedikitnya 41 orang meninggal, 8 hilang dan lebih dari 68.000 penduduk mengungsi.
Bahkan sampai Kamis, sepekan setelah air bah datang, sejumlah daerah masih tergenang. Ini disebut-sebut sebagai bencana banjirpaling parah di Malaysia sejak 2014.
Seorang aktivis perubahan iklim, Shaqib Shahril,, memperkirakan kerugian dalam banjir ini dapat mencapai setidaknya RM20 miliar atau sekitar Rp 67 triliun.
Jumlah itu didasarkan pada perkiraan kerusakan rumah tangga dan properti pribadi, serta kerusakan yang diderita oleh bisnis dan industri termasuk hancurnya toko, gudang, dan pabrik.
Baca juga:22 Ribu Warga di Malaysia Dievakuasi Akibat Banjir
Baca juga:22 Ribu Warga di Malaysia Dievakuasi Akibat Banjir
Namun, Shaqib menekankan para ahli masih menunggu data yang lebih lengkap untuk memperkirakan implikasi keuangan sebenarnya dari banjir, karena musim hujan belum mencapai puncaknya.
Dia mengatakan pemerintah harus melakukan investasi yang tepat untuk pencegahan bencana alam, diperkirakan sekitar RM1 miliar untuk kawasan industri seperti Selangor, Kuala Lumpur, Johor dan lain-lain.
Dia mengatakan, pencegahan dapat mencakup empat faktor dasar: membangun waduk retensi air, area yang ditinggikan, infrastruktur tahan iklim dan program manajemen risiko bencana, yang mencakup kampanye kesadaran untuk kesiapsiagaan masyarakat. (tempo/hm06)