14.6 C
New York
Saturday, October 12, 2024

17 Tahun Berjualan Keliling, Jamu Racikan Bude Takkan Tergerus Waktu

Medan, MISTAR.ID

Terlihat seorang wanita penjual jamu keliling sedang menunggu para pelanggannya sembari duduk dibawah gubuk kayu di kawasan Terminal Amplas Kota Medan.

Saat Mistar menghampiri, penjual jamu keliling yang bernama Ani Sutarni ini lebih sering disapa ‘Bude’ oleh para pelanggannya.

Wanita berusia 54 tahun ini sedang duduk sendiri bersama sepeda bewarna birunya sebagai alat tranportasi membawa jamu yang akan disajikan pada pelanggannya.

Sebelum memilih berjualan jamu, Bude jarang melihat penjual jamu keliling di seputaran rumahnya di Simpang Lampu Merah Amplas saat tinggal bersama mertuanya.

Baca juga : Duduk Sebagai Wakil Rakyat, Datuk Iskandar Muda Kenang Pernah Jual Roti Keliling

Bude yang memiliki darah Jawa tersebut, sudah 17 tahun berjualan jamu keliling sejak tahun 2007. Jamu yang dibuatnya, berkat resep turunan dari ibunya yang merupakan seorang penjual jamu keliling pula.

Sembari menunggu pelanggannya, Bude yang memang dikenal ramah menyampaikan keinginannya dulu, dalam berjualan jamu.

“Saat itu Bude cerita ke orang tua yang berada di Solo melalui sambungan telepon dan dapat dukungan juga dari ibu,” katanya sambil menggoyangkan kedua kakinya.

Bermodalkan Rp1 juta, Bude bersama sepasang anaknya membeli seluruh keperluannya untuk berjualan.

Hari pertamanya berjualan, Bude masih berjalan kaki sembari menenteng jamunya. Disertai guyon lucu, ia mengaku jika belum ada yang meminum jamunya pada saat itu.

“Iya pertama kali Bude jualan, gak laku sama sekali. Tapi alhamdulillah sekarang Bude udah dapat pelanggan setia,” ujarnya dengan tersenyum.

Berkat kegigihannya, Bude mendapatkan satu demi satu pelanggan setianya. Saat menjajaki jualan jamunya, ia keliling dan berjalan kaki menyusuri seputar Terminal Amplas, Jalan Pengilar hingga Jalan Tuar selama 2 tahun.

Memasuki tahun ke-2, Bude memutuskan untuk menggunakan sepeda sebagai tranportasinya dalam berjualan jamu keliling.

Baca juga : RJ Ice Cream Roll, Usaha Kreatif yang Berkeliling dari Event ke Event

Selama 15 tahun berjualan jamu menggunakan sepeda, dirinya mengatakan jika sepeda yang ia gunakan saat ini merupakan sepeda keduanya.

“Sepeda pertama Bude sudah rusak dan ini (sepeda) jadi yang kedua selama berjualan jamu,” sembari jarinya menunjuk sepeda birunya.

Terlihat sepeda tersebut membawa kotak dibagian belakang sebagai tempat meletakkan botol jamu hingga telur bebek.

Didepannya terdapat sebuah keranjang yang digunakan untuk meletakkan gelas dan beberapa termos berisikan air panas.

Jamu yang dibawa pula mulai dari beras kencur, kunyit temulawak, manisan jahe, madu dan berbagai jenis bungkusan jamu.

“Jamu Bude itu mulai dari Rp3.000 hingga Rp15 ribu, tergantung pilihan pelanggannya,” ujarnya sambil melihat botol jamunya.

Bude pula mulai berjualan jamu dari pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB atau ia akan pulang lebih cepat saat jamunya sudah habis.

Menggunakan baju berwarna kuning, Bude mengatakan bahwa omzet yang di dapat dalam sehari bisa mencapai Rp150 ribu-Rp200 ribu per hari.

Baca juga : Perjalanan Panjang Tiga Generasi, Doris Book Store dari Mulai Jualan Keliling Hingga Buka Toko di Rumah

Jika Bude berjualan setiap hari dalam seminggu penuh, ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp1,4 juta. Namun omzet yang didapat digunakan kembali untuk modal jualan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Menyentuh tahun ke-18 selama berjualan jamu, dengan senyuman yang terlihat dibibirnya, dirinya berhasil membeli sebuah rumah yang sangat cukup untuk keluarganya.

Rumah tersebut menjadi sebuah impian yang bisa dicapainya dari jerih payah selama belasan tahun, yang kini sudah berbuah manis.

Tiba-tiba seorang pria menghampiri kami berdua yang sedang mengobrol, ternyata ia pelanggan Bude yang sudah sering meminum jamu buatannya.

Adi nama yang Mistar dengar dari ucapan Bude sebelumnya, mengatakan jika dirinya sudah lama tidak melihat tukang jamu langganannya itu. “Bude ke mana aja?,” tanya sambil tersenyum.

Selain hampir memasuki usia lanjut, ternyata kendala Bude dalam berjualan ialah cuaca yang saat ini tidak menentu dan membuatnya terkadang berjualan, terkadang tidak.

Penilaian Adi terhadap jamu olahan Bude, dengan jamu keliling lainnya cukup berbeda. Rampah dan kekentalan jamu yang ia lihat, cukup berbeda dengan jamu lain yang dicobanya.

“Kalau jamu bude, kunyit temulawaknya itu berasa kali dan warnanya lebih pekat, berbeda sama jamu lainnya yang cenderung terlihat lebih pucat warna kunyit temulawaknya,” ucapnya sambil minum jamu pesanannya.

Baca juga : Perjuangan Pak Rusli Demi Sesuap Nasi, Jualan Singlet Keliling Naik Sepeda Butut

Tidak sedikit pengakuan para pelanggannya yang menyampaikan secara langsung, mengenai olahan jamu buatan Bude, yang berbeda dengan jamu lainnya saat mereka coba.

Sebagai penjual jamu keliling, bude turut mengetahui khasiat jamu yang ia jual seperti untuk kesehatan. Misalnya perpaduan kunyit temulawak bisa mengobati asam lambung.

“Beras kencur bagi yang masuk angin dan jika dipadukan dengan bungkusan jamu tentu memiliki manfaat kesehatan lainnya,” kata Bude.

Adapun bungkusan jamu yang Mistar lihat seperti komplit pegal linu, anak sehat, sari rapet dan masih banyak lagi. Jamu juga menjadi minuman herbal yang Takan tergerus waktu dan selalu menjadi pilihan beberapa orang. (berry/hm18)

Related Articles

Latest Articles