24.1 C
New York
Sunday, July 21, 2024

Akhir Pekan, Tekanan di Pasar Keuangan Berlanjut

Medan, MISTAR.ID

Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) telah menyampaikan testimoninya, yang secara keseluruhan disimpulkan bahwa Bank Sentral AS masih bernada hawkish. Sehingga pasar masih dibayangi oleh kemungkinan kenaikan bunga acuan dalam waktu dekat nanti. Dengan kenaikan bunga acuan lebih dari satu kali lagi masih sangat terbuka.

“Bursa saham di AS, dan Eropa ditutup zona negatif. Sejumlah Bursa di Asia pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini juga ditransaksikan di zona merah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini sangat berpeluang mengalami tekanan. IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 6.800 hingga 6.860. Pada sesi pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah di level 6.829,” terang Analis Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Jumat (20/10/23).

Baca juga:Inflasi AS Relatif Panas, Nilai Rupiah Justru Menguat

Sambungnya, dengan minimnya sentimen pada hari ini, menjadikan sinyal hawkish akan dijadikan acuan dalam pembuatan keputusan investor. Selain itu, sejumlah indikator lainnya seperti imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang mendekati level 5% dan harga minyak mentah dunia yang kembali naik ke level $90 per barel akan sangat membebani kinerja pasar keuangan secara keseluruhan.

“Sikap Hawkish The FED telah menggiring kenaikan imbal hasil yang secara otomatis akan mendorong penguatan US Dollar, dan berpeluang menekan kinerja mata uang Rupiah. Dan kenaikan harga minyak mentah, meskipun di satu sisi akan mendorong penguatan kinerja emiten saham di sektor energy. Namun bagi Rupiah kenaikan harga minyak mentah akan lebih menjadi beban,” ujarnya.

Disisi lain, mata uang Rupiah diperkirakan akan bergerak sideways dalam rentang 15.800 hingga 15.850. Pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini, kinerja mata uang Rupiah dibuka melemah di level 15.845 per US Dollar.

Baca juga:Setelah 6 Minggu Naik Berturut-turut, Kini Harga Emas Jatuh Lagi

“Sementara itu, akhir pekan ini kinerja harga emas masih mengalami kenaikan di level $1.977 per ons troy pada sesi perdagangan pagi ini. Harga emas seakan tidak terpengaruh oleh sikap The FED. Dimana kinerja harga emas sebelumnya sangat rentan mengalami tekanan manakala The FED memberikan indikasi kenaikan bunga acuan yang lebih besar,” jelasnya.

Namun, harga emas mengalami anomali pada perdagangan beberapa pekan terakhir. Harga emas kian mahal seiring dengan meluasnya tensi geopolitik. Emas dinilai sebagai save haven dimana investor kerap lebih memilih emas seiring dengan meningkatnya konflik.

“Emas sangat berpeluang menguat di level $2.000 per ons troy, mengingat saat ini harganya hanya terpaut sedikit untuk mencapai level tersebut,” pungkasnya. (anita/hm17)

Related Articles

Latest Articles