7.5 C
New York
Friday, October 11, 2024

UGM dan Peneliti Dunia Ungkap Rahasia Karst Banggai yang Belum Terjamah

Jakarta, MISTAR.ID

Tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama ahli internasional baru saja menyelesaikan Ekspedisi Internasional Banggai Series 1, yang berlangsung dari 17 hingga 27 Agustus 2024. Ekspedisi ini bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan geologi karst dan gua di Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan, dan Banggai Laut di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Dosen UGM dan koordinator ekspedisi, Drs Hendrie Adji Kusworo MSc PhD mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif akademik UGM dalam studi karst. “Ekspedisi ini adalah langkah awal dari penelitian lanjutan bersama peneliti dari berbagai negara,” ujar Hendrie dalam siaran pers UGM dilansir, Selasa (2/9/24).

Ekspedisi melibatkan ahli geologi UGM seperti Dr Eng Ir Didit Hadi Barianto ST MSi, serta peserta dari berbagai negara, termasuk Catrapatti Raditya dari Sainsreka Explorasia (SRX). Kemudian ahli geohidrologi internasional Todd Kincaid dari AS, Mathias Nicoud dan Julie Coulumb dari Perancis, serta peneliti dari Malaysia seperti Md Rosman bin Md Haniffah. Keterlibatan peneliti internasional menunjukkan minat global dalam studi karst di Indonesia.

Tim peneliti menjelajahi tiga wilayah utama, yaitu Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Banggai Laut, yang dikenal dengan gua karst baik di darat maupun laut. Salah satu penemuan menarik adalah gua yang dinamakan “Udang Maote,” di mana fenomena “White Rain” atau hujan putih ditemukan—tetesan air putih yang tampak seperti hujan saat penyelam memasuki gua.

Baca Juga : Mahasiswa UGM Ciptakan E-Tongue untuk Deteksi Penyakit Alzheimer

Peneliti juga menemukan bahwa formasi karst di Kepulauan Banggai berbeda dari yang ada di wilayah lain seperti Kalimantan. Di Banggai, karst tersembunyi di bawah tanah dan laut, membuat eksplorasi lebih menantang dan memerlukan keterampilan khusus seperti cave diving.

Penemuan lain termasuk cenote dengan kedalaman 33 meter dan lapisan H2S (hidrogen sulfida) tebal yang berinteraksi dengan oksigen membentuk asam sulfat korosif, serta udang yang dapat bertahan hidup di lingkungan ekstrem tersebut.

Ekspedisi ini membuka wawasan baru tentang kekayaan alam di Kepulauan Banggai dan menunjukkan pentingnya kolaborasi internasional dalam penelitian ilmiah. Temuan-temuan ini diharapkan menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut dan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan global mengenai fenomena karst. (mtr/hm24)

 

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles