19.8 C
New York
Wednesday, July 3, 2024

Pengembangan Jaringan, 6G Seribu Kali Lebih Cepat dari 5G

Jakarta, MISTAR.ID

Jaringan telekomunikasi 6G pertama di dunia sedang diteliti dan dikembangkan. Diyakini memiliki kecepatan seribu kali dari 5G.

Jurnal IEEE Open Journal of Antennas and Propagation, mengatakan bahwa dalam penelitian terbaru, inovasi antena diklaim dapat membuka jalan bagi perangkat jaringan 6G.

Antena frekuensi yang tinggi memiliki kecerdasan dan cukup adaptif yang dapat diandalkan sebagai batu fondasi teknologi antena mmWave generasi berikutnya yang dapat dikonfigurasi ulang.

Para peneliti yang menciptakan antena metasurface dinamis (DMA) juga mampu mengontrol lewat prosesor miniatur berkode digital yang secara teknis dapat diprogram di lapangan (FPGA) dengan kecepatan tinggi (sejenis sirkuit) yang dapat dikonfigurasi ulang dan terintegrasi ke dalam sebuah chip.

Baca juga: India Terhubung ke 5G, Perusahaan Telekomunikasi Luncurkan Uji Coba Jaringan

Prototipe sebesar kotak korek api ini merupakan antena pertama di dunia yang bekerja dengan sinyal 6G dalam pita gelombang milimeter (mmWave) 60 GHz dan nantinya bisa diperuntukkan bagi aplikasi industri, ilmiah, dan medis.

Salah satu fitur utama antena prototipe tersebut adalah beamforming yang dapat memfokuskan arah sinyal 6G secara tepat ke perangkat, sehingga dapat meningkatkan keandalan dan kecepatan sekaligus mengurangi kebutuhan daya hanya dalam nanodetik.

Elemen yang digunakan oleh para peneliti adalah ‘metamaterial’ yang dirancang untuk beresonansi pada frekuensi sekitar 60,5 GHz yang bisa disesuaikan tanpa sirkuit yang rumit.

Meskipun demikian, masih terdapat tantangan utama dalam penyediaan jaringan 6G ini, yakni masih sulit untuk memperoleh sinyal di dalam gedung.

Sehingga, antena baru dirancang untuk mendukung jaringan Internet of Things(IoT) dalam ruangan 60 GHz berskala besar yang mencakup tingkat transmisi tinggi dan throughput data yang sangat besar.

Baca juga: Harga Poco F5 5G di Indonesia

Nantinya spesifikasi akhir dari jaringan 6G ini diharapkan selesai pada tahun 2028 sehingga pada awal tahun 2030 peluncuran komersial untuk publik dapat dilakukan.

Selain itu, dalam studinya para peneliti mengklaim bahwa penyediaan perangkat ini akan memiliki dampak yang besar bagi kemajuan komunikasi, penginderaan, dan pencitraan.

Menurut peneliti, penginderaan melalui 6G yang menggunakan sifat gelombang radio dapat mendeteksi objek secara real-time.

Penerapan potensialnya termasuk penanganan pasien di rumah sakit atau menentukan jalur mobil otonom termasuk dengan penciptaan model holografik 3D yang menunjukkan pergerakan orang dan benda tersebut.

“Kami berencana untuk menyempurnakan desain sehingga antena menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dan kinerja yang lebih serbaguna. Dimana pada akhirnya, ini menjadi komponen kunci dalam lingkungan IoT dan kota pintar yang mendukung 6G,” pungkas Masood. (mtr/hm17)

Related Articles

Latest Articles