20.8 C
New York
Wednesday, August 14, 2024

Dosen FKM USU Ciptakan Botol Buang Dahak Penderita TB

Medan, MISTAR.ID

Sejumlah dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera UTARA (USU) berhasil melakukan inovasi dengan menciptakan tempat pembuangan dahak atau sputum yang diberi nama “Botol Sosa”.

Karya ini telah berhasil memenangkan Lomba Inovasi Daerah Provinsi Sumatera Utara pada (31/7/24) lalu.

Ketua tim yang mengikuti inovasi daerah Provinsi Sumut yakni, Dra Syarifah,  karya itu terinspirasi dari kebiasaan masyarakat dan terutama para penderita Tuberkulosis (TB), yang membuang dahak sembarangan.

“Padahal kita tahu sumber penularannya itu dari dahak atau sputum penderita TB. Selama ini, Kemenkes juga belum menyediakan alat untuk membuang dahak yang spesifik,” ujarnya saat ditemui di Gedung A FKM, Jalan Universitas No 32, Kampus USU, Rabu (14/8/24).

Anggota tim, Dr Siti Khadijah Nasution menambahkan, di dalam botol diisi cairan lysol cairan untuk membunuh bakteri TB.

Baca juga: Bikin Inovasi Sampah, Mahasiswi ini Dapat Dana Komersialisasi 5 Ribu Dolar

“Jadi dalam botol akan kita berikan lysol yang mengandung benzalkonium chloride untuk membunuh kuman TB. Kita juga sudah menemukan waktu dan konsentrasi dalam membunuh kuman TB hingga sekarang kami sedang proses patent internasional mengenai konsentrasi larutan tadi,” katanya.

Lebih lanjut, Siti mengatakan jika prototipe botol itu sudah diuji coba untuk mengetahui apakah masyarakat menerima inovasi tersebut.

“Kita sudah uji coba di puskesmas, di Lapas untuk mengetahui apakah masyarakat mau menggunakannya,” tuturnya.

Dosen pengampu mata kuliah Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan itu mengatakan jika tantangan yang dialami adalah masyarakat belum familiar untuk membuang dahak pada tempatnya.

Baca juga: Limbah Pabrik Kain Diinovasi Jadi Tas Stylish

“Kita merencanakan untuk memasarkan produk inovasi tersebut. Tapi tantangan masyarakat kita belum terbiasa untuk membuang dahak pada tempatnya, maka hingga saat ini kita juga memberikan edukasi mengenai hal itu,” ungkapnya.

Syarifah juga menuturkan kendala dalam inovasinya yaitu proses pencetakan botol yang memerlukan biaya tinggi.

“Moulding (cetakan botol)-nya mahal, bisa sampai Rp50 juga ke atas. Tapi jika sudah ada cetakannya biayanya juga sudah lebih murah karena sudah tersedia model cetaknya,” ujarnya.

“Harapannya, kami mau botol Sosa ini nantinya gratis, karena obatnya gratis juga,” pungkasnya. (berry/hm25)

Related Articles

Latest Articles