21.9 C
New York
Friday, September 27, 2024

Psikolog: Komunikasi dan Pemahaman Kunci Atasi Konflik Orang Tua dan Anak

Jakarta, MISTAR.ID

Psikolog Endang Retno Wardhani, MBA., PhD., CHt., dari Asosiasi Profesi Produktivitas Indonesia (APPRODI), memberikan sejumlah tips bagi orang tua dan anak dalam menghadapi konflik atau masalah. Ia menekankan pentingnya saling memahami melalui komunikasi terbuka hingga saling memaafkan sebagai kunci untuk menyelesaikan konflik keluarga.

“Perbedaan cara pandang adalah hal yang wajar terjadi antara orang tua dengan anak, kakak dengan adik, atau anggota keluarga lainnya,” ujar Endang Retno seperti dilansir dari Antara.

Menurutnya, perbedaan pendapat bisa memicu konflik yang jika tidak diselesaikan dengan baik, dapat memperburuk situasi dan membuat masalah berlarut-larut.

Baca juga: Silent Walking dan Manfaatnya untuk Kesehatan Mental

Endang, yang merupakan lulusan Universitas Padjadjaran, menyarankan agar ketika suasana menjadi emosional, baik orang tua maupun anak sebaiknya mengambil jeda dan sepakat untuk membahas masalah tersebut dengan lebih tenang di waktu yang tepat.

“Komunikasi terbuka bisa dimulai dari anak ataupun orang tua, dan perlunya keterbukaan bersama untuk mencari solusi,” tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya bagi orang tua untuk bersedia membuka diri dan menjadi teladan bagi anak-anaknya. Menurutnya, orang tua tidak selalu benar, sehingga anak perlu mengkomunikasikan pikirannya secara tepat agar orang tua dapat memahami sudut pandang mereka. Dalam proses ini, keterbukaan untuk saling memaafkan menjadi bagian penting.

Baca juga: Waspadai ‘Silent Reflux’, Saat Asam Lambung Naik Diam-diam yang Mengganggu Pernafasan

Untuk mengatasi konflik melalui komunikasi yang baik, Endang menyarankan beberapa langkah praktis. Pertama, orang tua sebaiknya mengajak anak duduk bersama ketika ada masalah dan menanyakan apa yang terjadi dari sudut pandang anak.

Berikan kesempatan bagi anak untuk menjelaskan pengalaman mereka, kemudian ajak mereka melihat sisi positif dan negatif dari masalah tersebut.

Selanjutnya, ajak anak mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda terkait permasalahan tersebut sesuai dengan pemahaman mereka. Diskusikan pula konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil dalam menghadapi masalah tersebut.

“Terakhir, ajak anak untuk mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang bisa diterima bersama. Kesepahaman ini akan membantu mereka memahami alasan di balik perbedaan yang ada,” tutup Endang.

Dengan kiat-kiat ini, diharapkan konflik dalam keluarga dapat terselesaikan dengan lebih baik, mengutamakan komunikasi, pemahaman, dan saling memaafkan. (ant/hm25)

Related Articles

Latest Articles