20.1 C
New York
Monday, September 9, 2024

Pentingkah Konseling Sebelum Pernikahan, Ini Kata Psikoliog

Ia juga menyebutkan bahwa ada kemungkinan pasangan menemukan ketidakcocokan selama konseling, namun hal ini tidak selalu berujung pada pembatalan pernikahan. Sebaliknya, pasangan diharapkan dapat menemukan solusi dan cara untuk mengatasi perbedaan tersebut. Sehingga nantinya mereka dapat menjalani kehidupan pernikahan yang lebih harmonis.

Frekuensi konseling pranikah, lanjut Dhebby, tidak memiliki aturan baku dan sangat bergantung pada kondisi masing-masing pasangan.

“Jumlah sesi dan kebutuhan konseling dapat bervariasi tergantung pada isu-isu yang perlu dibicarakan lebih dalam. Jika terdapat banyak hal yang menjadi perdebatan, mungkin akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Setelah menikah, konseling hanya diperlukan jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan secara internal oleh pasangan. Jika masalah tersebut tidak menemukan solusi, barulah konseling pernikahan diperlukan,” tambahnya.

Baca juga: Psikolog: Jangan Overstimulasi Pada Anak

Tidak mengikuti konseling pranikah atau pernikahan menurut Dhebby, tidak memiliki dampak jangka panjang yang signifikan, karena konseling ini bersifat pencegahan. Jika pasangan merasa sudah cukup mengenal satu sama lain dan mampu mengatasi masalah tanpa bantuan psikolog, maka konseling mungkin tidak diperlukan.

Namun, dalam pernikahan, jika pasangan menyadari adanya masalah tetapi memilih untuk tidak mencari bantuan melalui konseling, efeknya bisa lebih serius.

Pernikahan yang tidak bahagia dan masalah yang tidak terselesaikan dapat berujung pada perceraian atau masalah lainnya. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk mempertimbangkan konseling jika mereka merasa tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri. (susan/hm25)

Related Articles

Latest Articles