8.9 C
New York
Saturday, May 11, 2024

Polusi Udara Bisa Terjadi di Dalam Ruangan

MISTAR.ID

Polusi udara masih menjadi permasalahan yang serius pada masyarakat saat ini. Pada umumnya, kita mengetahui jika polusi udara terjadi di luar ruangan bukan? Faktanya, polusi udara juga dapat terjadi di dalam ruangan.

Beberapa faktor yang bisa membuat polusi di dalam ruangan, seperti produk rumah tangga, kompor batu bara, gas beracun, bulu hewan peliharaan, dan jamur. Faktor lainnya, polusi di luar ruangan bisa saja masuk ke dalam ruangan yang berdampak buruk pada kesehatan.

“Polusi dari luar ruangan dapat masuk ke dalam rumah. Produk-produk dalam rumah, seperti debu, bahan organik, gas, komponen organik, dan mikroorganisme dapat berasal dari luar ruangan,” kata dr Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), seorang Dokter Spesialis Paru, belum lama ini.

Ditambahkan dr. Agus, kualitas udara di luar ruangan dan di dalam ruangan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Artinya, jika kualitas udara di luar ruangan sedang buruk, kemungkinan besar kualitas udara di dalam ruangan juga akan buruk.

Baca juga: Polusi Udara Bisa Buat Pendengaran Menurun

Hal ini menjadi perhatian serius, karena dampak polusi udara terhadap kesehatan, baik di luar maupun di dalam ruangan, memiliki kesamaan. Semua kelompok usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia, memiliki risiko yang sama.

“Semua orang dapat mengalami masalah kesehatan akibat polusi udara. Kelompok yang sensitif bahkan bisa mengalami komplikasi serius, seperti ibu hamil yang dapat mengalami kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, anak-anak yang mengalami stunting, asma, ISPA,” ungkap dr. Agus.

Kemudian, pada orang dewasa dapat menyebabkan stroke, kanker paru-paru, dan masalah jantung. Pada usia lanjut, risikonya termasuk penyakit jantung, Alzheimer, tekanan darah tinggi, demensia, dan lainnya.

Baca juga: Timbulkan Polusi Udara, Galian C Ilegal di Toba Diprotes Warga

Polusi udara, baik di luar maupun di dalam ruangan, memiliki dampak yang bergantung pada dosisnya. Semakin tinggi dosisnya, semakin buruk dampaknya pada kesehatan.

“Biasanya, dampak jangka panjang ini tidak langsung terasa oleh penderitanya,” tambahnya. (mtr/hm20)

Related Articles

Latest Articles