Menurut informasi dari American Psychiatric Association, perubahan suasana hati ini dibagi menjadi dua tipe utama, yaito manik (suasana hati yang sangat ceria atau mudah tersinggung yang melebihi batas normal) dan depresif (suasana hati yang sangat sedih).
Selain perubahan suasana hati, penderita juga cenderung mengalami perubahan perilaku yang ekstrem, kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari, dan kesulitan berinteraksi dengan orang lain.
Baca juga:Â Hasil Autopsi Penyanyi Aaron Carter Ungkap Fakta Kematian
Dengan demikian, penelitian-penelitian ini menunjukkan adanya korelasi antara faktor genetik dan risiko mengidap gangguan bipolar. Namun, penting untuk diingat bahwa gangguan bipolar dipengaruhi oleh berbagai factor lain, termasuk lingkungan dan faktor psikososial.
Jadi, meskipun ada kecenderungan genetik, bukan berarti semua individu dengan riwayat keluarga gangguan bipolar pasti akan mengalaminya, dan tidak semua orang tanpa riwayat keluarga gangguan bipolar terbebas dari risiko. (mtr/hm20)
