22.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

5 Cara Mengelola Stres Bagi Mahasiswa Tingkat Akhir

Jakarta, MISTAR.ID

Cara mengelola stres setiap orang bisa berbeda-beda. Namun secara umum ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.

Stres sebenarnya kondisi yang umum dan bisa terjadi pada siapa saja. Mahasiswa tingkat akhir, terutama yang tengah menyusun skripsi, mungkin menjadi salah satu kelompok yang paling rentan mengalaminya.

Mengetahui cara mengelola stres bisa membantu melancarkan aktivitas sehari-hari. Pada mahasiswa tingkat akhir, hal ini bisa membantu mempercepat proses pengerjaan skripsi. Nah, ada beberapa tips yang bisa diterapkan untuk mengatasi stres bagi mahasiswa.

Baca Juga:10 Cara Efektif Untuk Mengatasi Stres

Cukup Tidur

Salah satu cara mengelola stres yang bisa dilakukan adalah memastikan tubuh mendapat cukup tidur setiap hari. Banyaknya tugas dan hal yang harus dikerjakan bisa membuat mahasiswa tingkat akhir kurang tidur, dan hal ini akan berpengaruh pada kondisi tubuh, seperti memicu gejala lemas, sakit kepala dan kurang produktif.

Pola Makan Sehat

Selain cukup tidur, pastikan juga untuk selalu mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan nutrisi. Mengonsumsi makanan sehat tidak hanya bisa menjadi cara mengelola stres, tetapi bisa menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Rutin Berolahraga

Lengkapi pola hidup sehat dengan rutin berolahraga. Mahasiswa akhir bisa mencoba untuk melakukan olahraga seperti yoga pada pagi hari sebelum beraktivitas. Jenis olahraga lain juga bisa dilakukan saat sudah merasa sangat stres, misalnya bersepeda dan jalan kaki.

Baca Juga:Jangan Biarkan Stres Kerja Memuncak, Ini tips yang Harus Anda Lakukan

Latihan Pernapasan

Saat dikejar deadline atau tenggat waktu tugas akhir, tingkat stres bisa saja meningkat. Salah satu cara mengatasi kondisi ini adalah dengan melakukan latihan pernapasan yang bisa memberi sensasi menenangkan.

Bicara pada Ahli

Jika semua cara di atas sudah dilakukan tetapi belum ada hasil, coba bicarakan pada orang sekitar atau anggota keluarga. Jika dibutuhkan, kamu juga bisa bicara pada ahli, seperti psikolog untuk meredakan stres. (hldc/hm14)

Related Articles

Latest Articles