25.7 C
New York
Tuesday, July 2, 2024

Warisan Tradisi Jawa Deli: Ketoprak Dor, Tragedi Dibalut Komedi

Baca Juga : Seniman Indonesia Ingin Ketoprak Satu Panggung dengan Kabuki Jepang

Nyaris Punah

Di era digital, masyarakat begitu dimudahkan dalam mencari hiburan, dari satu gadget, tinggal memilih mau hiburan seperti apa. Tentu ini sangat berdampak pada seni pertunjukan langsung.

Tak terkecuali pada Ketoprak Dor, salah satu bentuk teater tradisi, ikut tergerus digempur perkembangan zaman. Dulu Ketoprak Dor hadir sebagai media penghibur orang-orang terasing, kini medianya itu sendiri yang terasing.

Budayawan sekaligus pendiri Mata Aksara Kreasi Media, Handoko F Z berpendapat, hal ini tak dapat dihindari, kesenian dan kebudayaan harus mengikuti perkembangan zaman tanpa menghilangkan identitasnya.

“Kebudayaan yang terbentuk dari ekspresi kebebasan kaum yang terasingkan seperti Ketoprak Dor, harus bisa hadir kembali sebagai pelipur. Diantara banyaknya pilihan pertunjukan untuk hiburan, semuanya punya ciri dan pasarnya sendiri, termasuk Ketoprak Dor,” ujarnya lewat sambungan telepon, Kamis (27/6/24).

Persaingan tidak pada jenis hiburan atau kesenian lain, bagi Handoko, kendalanya adalah medianya yang sudah berkembang. Seni pertunjukan juga bisa beradaptasi pada zaman, seperti era digital, lewat video dan bebrbagai platform bisa menjadi media promosi.

“Selain tidak ada regenerasi, kepunahan biasanya disebabkan kegagalan adaptasi. Untuk mencetak generasi baru, tentunya harus menjaring minat mereka dulu. Salah satu caranya, dengan adaptasi dan pengenalan yang tepat,” tambahnya.

Baca Juga : Ketoprak DOR, Lahir dari Kesunyian

Sebagai ketua kelompok, Iin sudah berusaha melakukan regenerasi, termasuk kepada anaknya sendiri. Dari kecil, anak-anaknya sudah diajak ikut menyaksikan pementasan. Ia sendiri sejak kecil sudah tertarik pada kesenian, karena memang keturunan keluarga seniman, dari mbah sampai bapak semua pemain Ketoprak Dor.

“Responnya unik, karena pernah sekali menyaksikan pas adegan lakon ibunya dimarahi dan dihajar, ia jadi tidak mau menyaksikannya lagi karena kasian sama ibunya,” ungkap Iin sambil tertawa kecil.

Dari pantauan Mistar.id, masyarakat umum tak banyak yang tahu tentang kesenian Ketoprak Dor. Lima orang yang ditanya dari berbagai latar belakang, tak satu pun yang tahu.

“Saya tahunya ketoprak itu makanan, gak pernah coba juga, tahu udah lama dari tv dulu,” beber Riski (33), pekerja swasta warga Bromo.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles