0.8 C
New York
Sunday, January 12, 2025

Kalimat yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Orang Tua ke Anak

Jakarta, MISTAR.ID

Tanpa disadari, orang tua kerap mengucapkan kalimat-kalimat yang berdampak negatif bagi anak. Padahal, setiap kata yang diucapkan memiliki pengaruh besar terhadap pola pikir, kepercayaan diri, dan pembentukan kepribadian anak di masa depan.

Menurut para ahli, berikut beberapa kalimat yang sebaiknya dihindari oleh orang tua, seperti dilansir dari Parents, Jumat (13/12/24):

  1. Good job

Mengucapkan good job atau anak pintar setiap kali anak berhasil melakukan sesuatu ternyata tidak selalu berdampak positif. Penelitian menunjukkan, pujian semacam ini dapat membuat anak terlalu bergantung pada afirmasi dari orang lain, daripada termotivasi untuk melakukan hal-hal baik secara mandiri.

Alih-alih memberikan pujian umum, cobalah untuk memberikan pujian yang spesifik pada situasi tertentu. Simpan pujian untuk momen-momen yang tepat dan beri pengakuan yang lebih mendalam, seperti: “Wah, kamu berhasil menyelesaikan tugas ini dengan rapi. Bagaimana caranya kamu bisa melakukannya?”

Baca juga: Cara Efektif Siapkan Psikologi Anak Saat Hadapi Sekolah Baru

  1. Kamu baik-baik saja

Ketika anak jatuh atau terluka, sering kali orang tua langsung mengatakan, “Kamu baik-baik saja” untuk menenangkan. Namun, anak yang menangis berarti sedang merasa tidak nyaman atau kesakitan, dan respons seperti itu bisa membuat mereka merasa perasaannya diabaikan.

Sebagai gantinya, validasi emosi mereka dengan ucapan seperti, “Aduh, jatuhnya sakit ya? Yuk, sini ibu/ayah peluk.” Dengan begitu, anak merasa didengar dan dipahami.

  1. Ayo cepat

Saat anak lambat dalam melakukan sesuatu, seperti makan atau bersiap-siap, mengucapkan “ayo cepat!” dengan nada tinggi sering menjadi kebiasaan. Kalimat ini, apalagi diucapkan dengan tergesa-gesa, dapat membuat anak merasa tertekan.

Cobalah untuk berbicara dengan lembut atau tawarkan bantuan jika dibutuhkan. Misalnya, “Makan pelan-pelan ya, nanti kalau sudah selesai kita bisa main bersama.”

  1. Hati-hati

Mengatakan “hati-hati” saat anak sedang melakukan sesuatu yang membutuhkan keseimbangan justru dapat mengganggu konsentrasi mereka. Kalimat ini sering kali malah membuat anak merasa gugup atau takut gagal.

Baca juga: Cara Efektif Siapkan Psikologi Anak Saat Hadapi Sekolah Baru

Lebih baik, biarkan mereka fokus dan siaplah membantu jika diperlukan. Ketenangan orang tua akan menular pada anak dan membuat mereka lebih percaya diri.

  1. Ibu/Ayah bantu ya

Ketika anak kesulitan melakukan sesuatu, orang tua cenderung ingin membantu secara spontan. Namun, bantuan yang terlalu cepat bisa merusak kemandirian anak.

Alih-alih menawarkan bantuan langsung, ajukan pertanyaan untuk membantu mereka mencari solusi sendiri. Contohnya, “Kenapa menurut kamu ini sulit? Kita coba pelan-pelan, ya.” Respons ini tidak hanya membantu membangun kemandirian, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri mereka. (cnn/hm20)

Related Articles

Latest Articles