11.5 C
New York
Sunday, October 20, 2024

Demi Biaya Kuliah, Mahasiswi UINSU Ini Gigih Belajar Kopi dan Jual Gorengan 

Medan, MISTAR.ID

Tingginya Uang Kuliah Tunggal (UKT) masih menjadi persoalan bagi sebagian mahasiswa yang sedang menimba ilmu saat ini. Demi menutupinya, tak sedikit mahasiswa yang harus mencari kerja atau usaha sampingan.

Hal itu pula yang dilakukan Clara Adinda Salsabila (21), salah seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) asal Pematangsiantar yang rela berjualan gorengan di kampus demi bisa tetap berkuliah.

Dagangannya yang dimulai sejak akhir semester 2, kini dapat membawanya hingga semester 7. Tak hanya berjualan gorengan, Clara juga menggeluti bidang kopi dan mengikuti beberapa kompetisi hingga membuka bisnis baru lainnya.

“Di akhir semester 2 orang tua mengalami penurunan ekonomi, dari situ saya putar otak untuk jualan di kampus,” ujar Clara mengawali perbincangannya dengan Mistar, Minggu (20/10/24).

Selama berjualan, Clara mengatakan dirinya memiliki banyak tantangan seperti gunjigan yang dilakukan teman-teman sekampusnya dan juga kepadatan waktu yang membuatnya sempat terkena tifus akibat kelelahan.

“Kalau dari mahasiswa lain ada juga di awal-awal yang ngejek, tapi saya biasa saja dan penyesuaian dari malu-malu jadi senang untuk jualan. Saya pernah sampai di titik terlalu capek kerja/double job karena semua dikerjain mulai dari kuliah, jualan dan kegiatan lainnya sampai sakit dan terkena tipes,” katanya.

Baca Juga : Mengintip Peluang Usaha Laundry di Sekitar Kampus IV UINSU

Tak hanya untuk membayar UKT saja, hasil jualannya memiliki banyak keuntungan sehingga bisa memenuhi kebutuhan lainnya seperti uang kost dan saku. “Selama beberapa bulan setelah ekonomi orang tua membaik, saya mendapat uang jajan lagi dari mereka tapi karena berpikir kalau untung jualan ini banyak jadi saya alokasikan untuk membayar UKT dari semester 2 sampai sekarang,” katanya.

Pendapatannya saat berjualan berkisar Rp70.000 hingga Rp300.000 per hari. “Tapi itu jarang, rata-rata Rp90.000 sampai Rp150.000 per hari, yang dijual sosis, nugget, sama tempura tusuk,” ucapnya.

Mulai Menggeluti Bidang Kopi

Clara juga mulai belajar tentang kopi dan cara membuatnya hingga memenang beberapa kompetisi. “Awalnya belajar sama teman tentang biji kopi dan cara nyeduhnya. Bermula saat liat flyer lomba event karya kreatif Sumatera Utara, dan masuk sampai ke babak final regional,” ungkapnya.

Walaupun tidak menang, ia terus belajar dan banyak bertemu dengan para penggiat kopi. Alasan lainnya karena ayahnya yang juga merupakan seorang petani kopi di Kabupaten Simalungun.

“Tapi kami hanya petani kopi biasa yang tidak punya banyak ilmu, hanya menjual ceri kopi ke mandor. Dan ilmu-ilmu kopi ini saya dapatkan di Medan karena jarang ke ladang,” jelasnya.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles