17 C
New York
Friday, September 6, 2024

Fenomena Mal Baru di Siantar, Akankah Pasar Tradisional Terlupakan ?

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Di tengah kemajuan kota ini, semakin menarik melihat perkembangan pusat perbelanjaan modern. Suzuya Merdeka Mall baru saja dikenalkan kepada masyarakat. Tempat itu menjadi yang pertama di Kota Pematangsiantar.

Fenomena tersebut tak hanya terjadi di Sapangambei Manoktok Hitei, namun menjadi salah satu bagian dari transformasi perkotaan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Imbas perkembangan itu dinilai menjadi momok terlupakannya Pasar Tradisional, yang sebelumnya menjadi ciri khas kehidupan ekonomi masyarakat.

Kepada wartawan, Putri mengatakan pertumbuhan ekonomi maupun gaya hidup anak milenial zaman sekarang dapat memengaruhi pilihan. Suka atau tidak suka, kata dia, harus tetap dijalani.

Baca juga:Pelanggan Mall Suzuya Parkir di Badan Jalan, Arus Lalu Lintas Terganggu

“Bagaimana ya, sebagai masyarakat kita tetap mendukung dan ikut perkembangan zaman. Kalau dibilang berdampak kepada sepi pelanggan hanya waktu nanti yang bisa menjawab itu,” sebut salah seorang pedagang pasar tradisional Kota Pematangsiantar, Kamis (5/9/2024).

“Tapi jelasnya persaingan harga yang terutama. Lagian yang paling dicari masyarakat kan kebutuhan pokok. Tak mungkin juga orang memikirkan belanja semisal pakaian branded daripada berbelanja kebutuhan isi perut,” katanya menambahkan.

Kendati demikian, ia menyampaikan masyarakat menyukai tempat tersendiri perbelanjaannya masing-masing. “Walaupun ke depannya akan berdampak dari sisi-sisi yang lain, sejumlah ikan segar masih menjadi pilihan masyarakat,” tandasnya.

Berbeda dengan Kevin. Salah seorang pedagang Pasar Dwikora menyebut pasar tradisional tidak akan terlupakan di tengah-tengah masyarakat. Dia juga bahkan mengikuti perkembangan informasi keberadaan mal yang ada di Kota Pematangsiantar.

Baca juga:Loker ke Gedung Merdeka Siantar Dibuka, Disnaker Diserbu Pencari Kerja

“Ada juga cikal bakal mal akan terbangun di Jalan Gereja. Tapi pasar tradisional masih disukai masyarakat sama seperti pasar-pasar tradisional di kota-kota besar di negara ini,” sebutnya.

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Pematangsiantar, Herbet Aruan menyampaikan dalam menghadapi fenomena itu memerlukan upaya yang menyeluruh dari berbagai pihak. Konsekuensi dari setiap perubahan tentunya memiliki dampak.

“Mental-mental pedagang pasar tradisional tentunya harus berubah. Apalagi terbangun mal di kota ini, sejumlah pedagang harus upgrade ke depannya,” kata dia saat dikonfirmasi.

Hal itu, Herbet bilang, dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan mal dan keberlangsungan pelaku usaha pasar tradisional. “Kita terus menyosialisasikan dan mengkampanyekan agar pedagang pasar tradisional seperti pelayan mal kepada masyarakat,” ucapnya.

“Seperti memberi senyum kepada pelanggan, tawar-menawar dengan tidak merugikan satu pihak. Hal-hal kecil seperti itu agar dilakukan pedagang pasar tradisional tidak terlupakan selain di persaingan harga di lapangan,” pungkasnya. (jonatan/hm17)

Related Articles

Latest Articles