16.8 C
New York
Tuesday, August 20, 2024

Terdesak Pandemi, Wanita ini Berkreasi Hasilkan Cuan dari Aksesoris

Medan, MISTAR.ID

Berawal dari usaha rumah jahit sejak tahun 2017, Dea Fimicha (37), kini beralih membuka usaha aksesoris dengan nama Fimicha. Ia membuka usaha tersebut kediamannya, Jalan Perjuangan Ulayat Raya, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia.

Saat ditemui Mistar, Selasa (20/8/24), Dea mengaku harus menghentikan usaha rumah jahitnya ketika pandemi Covid-19 tahun 2020 silam.

Melihat payet dan manik-manik sisa jahitannya, Dea memutar akal untuk mencari ide sekaligus untuk menambah pemasukannya yang terhenti karena pandemi.

Dengan modal belajar dari YouTube dan Pinterest, Dea mulai coba-coba membuat produk dari bahan sisa jahitannya.

Baca juga: Pedagang Bendera Musiman di Siantar Raih Cuan Jutaan di Bulan Merdeka

Strap masker adalah produk pertamanya yang ternyata sangat laris karena permintaan masyarakat yang meningkat di masa pandemi.

“Kebetulan strap masker lagi naik daun. Jadi saya coba buat beberapa biji ternyata laku. Makin semangat dan menambah stok. Akhirnya coba jual ke online juga dan laku,” katanya.

Hampir tiga tahun lamanya, ibu dari empat anak ini berjualan online. Namun platform TikTok shop yang menjadi lapaknya berjualan pada saat itu juga dikabarkan harus ditutup.

“Kita sempat vakum setengah tahun, bingung mau ke mana atau mau jual apa. Terus muncullah ide gimana kalau kita masuk ke bazar atau event-event gitu,” ucapnya.

Baca juga;Jelang Tahun Ajaran Baru, Penjual Seragam Sekolah Panen Cuan

Usahanya kini terus berkembang hingga saat ini ia memiliki 10 karyawan yang terbagi menjadi dua bagian, yakni 6 orang tim produksi dan 4 lainnya sebagai tim bazar.

“Untuk reseller kita masih ada, tapi ada juga yang sudah beralih membuat sendiri ya. Reseller paling jauh kita itu di Palembang,” tuturnya.

Mengikuti event-event berbayar selama ini, lanjutnya, menjadi salah satu tantangan tersendiri baginya.

“Harga event itu yang luar biasa mahal bisa sampai per event ada yang Rp5 juta – Rp6 juta per 10 hari. Di situ kadang kita berat kan, cuma kan kita mikir online kita belum jalan sedangkan kita butuh ini barang terus berputar biar uangnya juga mutar. Jadi kita ambil dengan segala resiko. Tapi alhamdulillah mudah-mudahan kita bisa dapat omset kok dari situ,” ujarnya.

Baca juga:Begini Cara Petani Porsea Suburkan Lahan Sawah dan Hasilkan Cuan

Kini, tak hanya strap masker, produknya pun telah bertambah. Mulai dari cincin, kalung, strap phone, gelang, gantungan kunci, dan lainnya. Untuk harga jual bervariasi mulai dari Rp3.000 sampai Rp50.000 per item.

“Kalau ada produk viral dan permintaan yang banyak misalnya kalung, jadi kita bisa produksi minimal 200 pcs per itemnya (kalung) itu, dan itu per hari ya,” jelasnya.

Selain online dan mengikuti bazar, rumah produksinya juga terbuka dan menerima pembeli setiap hari mulai jam 09.00 WIB hingga 23.00 WIB. (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles