26.6 C
New York
Friday, August 9, 2024

Petahana Tak Terlalu Penting Bagi Tataran Pusat, Tunjukkan Kejahatan Politik Tanpa Komitmen

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Nasib mantan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi yang hingga kini belum mendapat dukungan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 menunjukkan posisi petahana tidak terlalu penting bagi tataran pusat. Politik saat ini disebut sangat pragmatis.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Dr Mujahiddin berpendapat kondisi tersebut menunjukkan kejahatan politik tanpa komitmen.

Edy merupakan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu. Namun ‘keringat’ mantan Pangkostrad itu tidak menjadi pertimbangan partai politik pengusung AMIN di Pilkada Sumut kali ini.

Baca juga:Pilkada Deli Serdang, Bupati Petahana Digadang-gadang Berpasangan dengan Politisi Muda

Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan partai pengusung AMIN memantapkan untuk mengusung Wali Kota Medan, Bobby Nasution.

“Ketika dia berjuang menjadi bagian dari itu, namun tidak mendapat rekomendasi, bagi kita itu kacau betul,” kata Mujahiddin, pada Jumat (9/8/24).

Padahal Mujahiddin menyebut, usai dikomandoi Edy Rahmayadi meski tidak secara langsung, kursi partai-partai politik di DPRD dan DPR RI naik signifikan.

Dikatakan Mujahiddin, jika Edy tidak mendapat ‘perahu’ di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut 2024 ini, akan terulang 2 ali petahana tidak masuk radar partai politik. Dan bahkan akan besar kemungkinan, Bobby Nasution melawan kolom kosong pada 27 November mendatang.

Baca juga:Pilkada Asahan, Balon Petahana Masih Tunggu Kandidat Wakil

“Kita juga harus belajar dari 2018 lalu, kalau misalnya Edy tidak maju, 2 kali Pilgub tanpa petahana,” ucapnya.

Bagi Mujahiddin, menangkap fenomena itu merupakan efek kejahatan politik tanpa komitmen. “Bagi pemilih AMIN itu, bagaimana perasaan mereka melihat situasi ini. Kan luar biasa itu,” pungkasnya.

Kondisi serupa juga dikhawatirkan terjadi di Kota Pematangsiantar. Di mana mantan Wali Kota Pematangsiantar Hefriansyah pada Pilkada 2020 lalu tidak mendapat dukungan partai politik (parpol). Sementara Wali Kota Pematangsiantar saat ini, Susanti Dewayani masih belum mendapat rekomendasi untuk maju kembali. (gideon/hm16)

Related Articles

Latest Articles