14.9 C
New York
Tuesday, September 3, 2024

Peserta Didik Baru SPAN Medan Wajib Asrama, Tempa Mental dan Karakter

Medan, MISTAR.ID

Tahun ajaran baru 2024/2025 telah dimulai. Proses belajar mengajar di SMK Penerbangan Angkasa Nasional (SPAN) di Jalan Turi Ujung, Kecamatan Medan Denai,  Kota Medan telah aktif kembali.

Sejumlah  siswa mengenakan seragam coklat terlihat berjalan keluar kelas. Dari kelas lain juga keluar siswa yang mengenakan baju putih-hitam.

Wakil Kepala SPAN Medan, Ahmad Nurhadi Nasution, mengatakan setiap murid baru SPAN diwajibkan untuk masuk asrama selama satu tahun (kelas 1).

Baca juga:Selain Jadi Pilot, 85 Persen Lulusan SPAN Pilih Masuk TNI/Polri

Sedangkan kelas 2 dan kelas 3 sudah harus keluar dari asrama.

“Kenapa wajib di asrama? Untuk pembentukan karakter dari si anak murid tersebut,” kata Hadi saat ditemui mistar di ruang kerjanya,  Sabtu (27/7/24).

Setelah tiga bulan berada di asrama, para siswa baru diharapkan berubah lebih baik, terutama dalam hal disiplin dan mental.

“Orang tua pasti akan melihat perubahan, paling tidak si anak sudah bisa mengurus diri sendiri. Karena di asrama dia harus mandiri dan terbiasa bangun lebih awal,” lanjut Hadi.

Dalam dunia penerbangan, lanjut Hadi, disiplin menjadi hal yang sangat penting.

Baca juga: SMK Penerbangan Tertua di Kota Medan, Wakasek: Kita Jemput Bola

“Makanya itu kita tekankan dari dasar, supaya mereka saat magang nanti jangan bermain-main, jangan berleha-leha. Nah, gambaran di sini skala kecil mereka dapatkan, nanti skala besar di waktu magang yang tadi saya bilang bangun pagi mengurus diri sendiri salah satunya,” tambahnya.

Selain itu, penguatan mental dan karakter siswa dinilai sangat penting karena siswa SPAN akan menjalani program magang sebanyak 2 kali ke pulau Jawa.

“Kalau untuk sekolah lain pada umumnya, magang atau Praktik Kerja Lapangan (PKL)-nya itu satu kali saja. Kalau kita, PKL itu dua kali. Di semester 2 selama 2 bulan yaitu di industri pesawat militer, sementara PKL  kedua di semester 4 selama 3 bulan yaitu di industri pesawat sipil. Kenapa kita pilih di Jawa, [karena] di Medan ada bandara tapi bengkel pesawat nggak ada,” jelasnya.

Dua kali PKL  ini untuk menambah pengetahuan siswa tentang perbedaan sistem kerja, dengan harapan ketika lulus nantinya siswa mendapatkan ilmu penerbangan sistem kemiliteran dan juga sipil.  (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles