27.6 C
New York
Thursday, July 18, 2024

Pengamat Sosial: Demonstrasi Mahasiswa Tetap Relevan di Era Digitalisasi

Medan, MISTAR.ID

Pengamat Sosial Shohibul Anshor Siregar menegaskan, demonstrasi mahasiswa turun ke jalan tetap relevan di era digitalisasi saat ini.

Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu menjelaskan, meskipun teknologi informasi telah memberikan platform baru untuk menyuarakan aspirasi, aksi fisik di lapangan tetap memiliki kekuatan simbolis yang tak tergantikan.

“Demonstrasi turun ke jalan merupakan tradisi lama dalam gerakan mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi dan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Dalam konteks sosial dan politik, aksi ini masih relevan karena mampu menghadirkan tekanan langsung kepada pengambil kebijakan dan menarik perhatian publik serta media massa,” ujar Shohibul saat dihubungi mistar.id, Rabu (17/7/24) malam.

Shohibul menekankan, demonstrasi fisik memiliki beberapa keunggulan yang tidak bisa digantikan oleh media sosial.

Baca juga: Mahasiswa dan Relevansi Demonstrasi di Era Digital

“Kehadiran fisik di lapangan memberikan tekanan langsung kepada para pengambil kebijakan, yang sering kali tidak bisa dicapai melalui media sosial saja. Selain itu, aksi kolektif di lapangan memupuk rasa persaudaraan dan solidaritas di antara mahasiswa, yang kemudian dapat merembes kepada masyarakat luas,” tambahnya.

Mengutip buku ‘The Marketing of Rebellion’ oleh Clifford Bob, Shohibul menjelaskan, bahwa gerakan di lapangan dan media sosial adalah saling melengkapi.

“Gerakan di media sosial memperkuat dan menyebarkan pesan dari demonstrasi fisik, sementara aksi lapangan memberikan validitas dan urgensi pada gerakan yang disuarakan di dunia digital,” katanya.

Shohibul juga mencontohkan relevansi dari aksi demonstrasi fisik dengan situasi di Kenya.

Demonstrasi fisik yang meluas berhasil memaksa pemerintah Kenya untuk menarik kebijakan pajak yang kontroversial, meskipun ada tekanan dari lembaga keuangan internasional seperti IMF.

Baca juga: 300 Mahasiswa di AS Kembali Ditangkap Pasca Demonstrasi Pro Palestina

“Kasus di Kenya menunjukkan bahwa aksi fisik masih memiliki peran penting dalam perjuangan politik dan sosial,” ungkapnya.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa demonstrasi mahasiswa di lapangan bukanlah pilihan yang menganggap media sosial tidak perlu. Tetapi bagaimana mengintegrasikan kedua pendekatan untuk menciptakan gerakan yang lebih kuat dan berpengaruh.

“Demonstrasi mahasiswa di lapangan tetap sangat relevan di era digitalisasi saat ini. Ini bukan tentang memilih satu di atas yang lain, tetapi tentang bagaimana menggabungkan kekuatan keduanya untuk mencapai perubahan yang diinginkan,” pungkasnya. (azmie/hm20)

Related Articles

Latest Articles