26.9 C
New York
Tuesday, July 16, 2024

Ikut Program SMK PK, SMK Telkom 1 Medan Berangkatkan 10 Siswa ke Jepang

Medan, MISTAR.ID

Peningkatan kualitas pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) guna menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Salah satunya diwujudkan melalui terobosan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK).

Program ini merupakan pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri, serta dunia kerja.

Kepala SMK Telkom 1, Adrianto menjelaskan bahwa sekolahnya telah lulus seleksi menjadi SMK PK dan mendapatkan bantuan dari pemerintah, di antaranya adalah program magang dan pelatihan guru serta pegawai, kemudian bantuan magang ke luar negeri untuk siswa.

Baca juga:Tingkatkan Kualitas Sekolah Vokasi, SMK Telkom 1 Medan Jalin Kerjasama ke Banyak Perusahaan

“Dan ini sudah tahun ketiga. Banyak (bantuan), ada pelatihan guru, ada juga pelatihan manajemen, ada juga seperti bantuan magang untuk siswa ke luar negeri. Cuma karena kita cari kerjasama hanya dapat dengan perusahaan yang magang ke Jepang, jadi ada 10 orang anak kita yang mau berangkat ke Jepang tahun ini,” sebutnya.

Ichwan, Kepala Urusan Hubungan Industri (Kaur Hubin) SMK Telkom 1 Medan, mengkonfirmasi bahwa 3 dari 10 orang siswa tersebut sudah mendapatkan lokasi pekerjaannya dan akan diberangkatkan lebih awal. Sedang 7 lainnya masih menunggu hingga Oktober mendatang.

“Sekarang mereka masih di asrama di tempat lembaga pembelajaran, namanya Gemilang Prestasi Indonesia di Jalan Bahagia. Dan ini tahun pertama untuk yang program ke Jepang, karena ini kan bagian dari pada sekolah pusat keunggulan,” katanya kepada Mistar.id, Selasa (16/7/24).

Baca juga: Dalam Merekrut Siswa, Kompetitor Baru Jadi Tantangan SMK Telkom 1

Pemberangkatan siswa ke Jepang ini juga mendapatkan bantuan dari pemerintah sebesar Rp15 juta per orang.

“Pemberangkatan ini kan membutuhkan biaya. Biayanya itu kalau dia normal sekitar Rp35 juta tapi pemerintah mau menanggung sebesar 15juta. Berarti, Rp20 juta lagi orang tua yang mengcover,” sebut Ichwan.

Dari 22 siswa yang mengikuti seleksi, terpilih 10 orang yang lolos, satu perempuan dan 9 laki-laki, gabungan dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi (TJA), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan juga Multimedia.

“Memang 10 kan yang diajukan pemerintah. Sepuluh itulah kita kirimkan tanggal 20 April kemarin ke sana. Karena juga pembelajaran sudah selesai, mereka langsung masuk asrama. Jadi kita punya 4 jurusan masing-masing perwakilan jurusannya ada tapi memang lebih banyak dari TKJ,” jelasnya.

Yang menjadi tantangan, kata Ichwan adalah minat bermain anak didiknya yang masih tinggi.

Baca juga: 15 Perusahaan Ikuti Job Fair di SMKN 1 Beringin

“Tapi alhamdulillah hasil dari komunikasi ke sana ya anak-anak kita sangat antusias karena di sana itu ada beberapa sekolah. Karena kan di Sumatera Utara kan, termasuk ada sekolah dari Kisaran, ada sekolah dari Siantar, ada sekolah dari Binjai. Tapi yang anak-anak kita cukup antusias lah mereka belajar memang mereka pingin berangkat ke sana mungkin kan ingin mencari rezeki di sana,” ungkapnya.

Ichwan juga berharap agar anak didiknya dapat membawa nama baik sekolah di industri yang ada di Jepang yang sudah menerima khususnya anak SMK Telkom 1 Medan. Tak hanya itu, Ichwan juga berharap agar program pemerintah ini tetap berlanjut.

“Karena ketika kemarin kita soundingkan kepada orang tua siswa waktu ngambil rapot kita punya program untuk ke Jepang, mereka sangat antusias walaupun memang sebelumnya kita pernah juga memberangkatkan anak siswa kita ke Jerman tapi nggak resmi, maksudnya ada keluarga dari guru kita kebetulan tinggal di Jerman. Dia sebagai guru di sana, dia punya program itu. Dia sampaikan kepada kita, kita sampaikan pada siswa ada yang bersedia, sampai hari ini alhamdulillah anaknya nggak pulang, betah di sana,” ucapnya.

“Jadi dengan adanya program ini apalagi pemerintah support akan dananya kan orang tua pasti lebih welcome lah. Karena dari lembaga resmi ini pun support juga Jadi kalau misalnya orang tua enggak memiliki uang 20 juta dia bisa bayar 10 juta saja dulu, 10 jutanya nanti ditanggung sama anaknya ketika anaknya berangkat dan sudah mulai dapat gaji, lalu dipotong dari situ,” tutupnya. (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles