18.5 C
New York
Saturday, October 5, 2024

Peminat Kopi Tinggi, Mengapa Ekonomi Petani masih Merosot?

Medan, MISTAR.ID

Biji kopi hingga saat ini masih menjadi penyumbang besar pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Diketahui minat kopi terus mengalami peningkatan. Namun tidak bagi harga pasaran kopi di petani.

Hal ini disampaikan oleh pelaku kopi yang juga merupakan Pemerhati Lingkungan dan Akademisi, Dony Syahputra dalam talkshow kopi di Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) tahun 2024, pada Sabtu (6/7/24) di Delipark Medan.

Baca juga:Cafe di Kota Medan Kolaborasikan Kopi dengan Lukisan

Ia mengatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi terhadap kopi semakin tinggi, di mana menurut catatan Bank Indonesia (BI) pada tahun 2020 mencapai 750 ribu ton di Indonesia.

“Nah problemnya adalah 99,9 persen produksi kopi hitam itu berasal dari perkebunan kopi rakyat,” katanya.

Dony juga menyampaikan, konsumsi kopi juga mengalami peningkatan. Dan harusnya pertumbuhan kopi ini juga berdampak pada pertumbuhan ekonominya.

Baca juga:Kedai Kopi Berkonsep ‘Teduh’ Ini Ramai Diminati Warga Medan

“Tetapi di sini lah problemnya terjadi gap. Pertumbuhan industri kopi juga berdampak pada industri lain contohnya hotel dan kuliner jadi berkorelasi positif. Tapi keuntungan itu dinikmati lebih banyak oleh masyarakat perkotaan tidak dengan petaninya,” ungkapnya menjelaskan.

Kemudian menurutnya, petani saat ini mengumpulkan kopi dengan seadanya, karena mereka merasa tidak mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari bisnis kopi yang ada.

“Jadi biasanya para petani itu menjual kopi kepada pengepul, sebab mereka tidak bisa mengakses pasar. Ini membuat para pengepul mengambil dengan harga yang paling dasar, untuk itu lah petani tidak melihat adanya peluang bisnis,” ungkapnya. (dinda/hm16)

Related Articles

Latest Articles