18.6 C
New York
Sunday, September 29, 2024

Perubahan Iklim Sebabkan Banyak Masalahan Kehamilan, Termasuk Lahir Prematur

Jakarta, MISTAR.ID

Kepala Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan perubahan iklim menyebabkan banyak permasalahan terkait kehamilan, termasuk kelahiran prematur.

Hal ini disampaikan Dalam acara HUT Ikatan Bidan Indonesia ke-73 yang mengangkat tema “Peran Bidan dalam Meningkatkan Ketahanan Nasional Terhadap Krisis Iklim Melalui Sinergi dan Kolaborasi”

Wardoyo mengatakan, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pemanasan global telah meningkatkan beban fisiologis perempuan hingga menyebabkan kelahiran prematur. Dia juga mencatat peningkatan tingkat keterbelakangan pertumbuhan intrauterin karena tekanan lingkungan.

Baca juga:Sah! Cuti Hamil jadi 6 Bulan, Berikut Respon IWAPI Sumut

“Banjir juga menimbulkan stres, dan otomatis (menimbulkan) komplikasi selama kehamilan,” jelasnya, Senin (24/6/24).

Selain itu, kasus pre-eklampsia juga diperkirakan akan meningkat seiring dengan terjadinya kerusakan lingkungan seiring dengan perubahan iklim.

Pre-eklamsia merupakan kondisi berbahaya dimana wanita yang biasanya tekanan darahnya normal, tiba-tiba mengalami tekanan darah tinggi setelah usia kehamilan 20 minggu. Kondisi ini berbahaya bagi ibu dan bayinya.

“Jadi, ketika terjadi pemanasan global, dan ada hal-hal baru (yang membuat seseorang stres, dan permasalahan masa lalu belum terselesaikan, berhati-hatilah. (Tujuan) menurunkan angka kematian ibu hingga 70 per 100 ribu kelahiran hidup menjadi tantangan,” katanya.

Baca juga: Istri Hamil jadi Ide Usaha, Syurga Kurma Semakin Sukses Berkah Musim Haji

Saat ini, lanjutnya, angka kematian ibu sebesar 189 per 100 ribu, dan ditargetkan dapat diturunkan menjadi 183 pada tahun 2024 dan menjadi 70 per 100 ribu pada tahun 2030.

Perubahan iklim juga memicu masalah kesehatan lain selain komplikasi kehamilan, katanya. Dampaknya termasuk kematian akibat paparan panas dan kontaminasi air dan udara, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan, dan kekurangan makanan.

Pemanasan global dan naiknya permukaan air laut juga dapat memperburuk masalah yang timbul karena fasilitas sanitasi yang tidak memadai, misalnya toilet yang tidak memiliki saluran air yang memadai, bagi masyarakat yang tinggal di tepi pantai, katanya.(antara/hm17)

Related Articles

Latest Articles