18.5 C
New York
Friday, September 27, 2024

Mahasiswa Unimed Manfaatkan Ikan Red Devil jadi Pakan Kepiting

Medan, MISTAR.ID

Tim PKM Kewirausahaan Universitas Negeri Medan (Unimed) baru-baru ini menciptakan inovasi baru berupa pakan kepiting dari ikan red devil yang menjadi hama di Danau Toba.

Berawal dari riset terhadap hewan yang harus memiliki protein yang tinggi membuat mahasiswa Unimed tersebut melakukan riset terhadap kepiting yang membutuhkan pakan berupa protein yang tinggi untuk pertumbuhan cangkang dan pembesaran daging.

1. Manfaatkan hama jadi peluang bisnis lewat pelet kepiting

Ikan red devil yang menjadi hama di Danau Toba ini ternyata memiliki protein yang sangat tinggi mencapai 35 persen. Ulfa Khairiyah yang merupakan mahasiswi pendidikan busana bersama rekan-rekannya setelah melakukan riset menemukan masalah bahwa pelet sebagai pakan kepiting belum terpenuhi bagi para pemilik tambak.

Baca juga: Tanamkan Cinta Budaya, Pendidikan Antropologi Unimed Rayakan HUT ke-16

“Pelet sebagai pakan ikan sudah biasa, lalu kami mencari tahu dan melakukan riset hewan apa yang membutuhkan protein tinggi di makanan tersebut, dan ternyata itu kepiting,” kata Ulfa Khairiyah, Rabu (12/6/24).

Lanjutnya, selain menyelamatkan ekosistem di Danau Toba, inovasi ini juga membuka peluang bisnis di lingkup budidaya kepiting.

“Karena pengambilan kepiting secara besar-besaran sudah dilarang, jadi nelayan banyak yang melakukan budidaya/ternak sendiri. Seperti yang kita lihat saat ini banyak yang sudah membuka crab House atau apartemen kepiting,” ujarnya.

2. Membantu merawat ekosistem dengan pengurangan spesies ikan Red Devil di Danau Toba

Selain menciptakan peluang bisnis yang relevan, hasil ide-ide kreatif ini juga membantu merawat ekosistem dengan berkurangnya spesies ikan Red Devil tersebut.

Baca juga: Usai Mewisuda 777 Mahasiswa, Unimed Kini Membuka Fakultas Kedokteran

“Ikan ini merupakan spesies ikan berbahaya yang sulit dimusnahkan dan malah memangsa ikan lainnya, sehingga menjadi hama bagi ekosistem air tawar terutama bagi penduduk di Danau Toba yang merasa resah dengan adanya ikan tersebut,” ungkapnya.

Lanjutnya, penduduk di wilayah Danau Toba tersebut juga mengungkapkan bahwa ikan red devil ini tidak enak untuk dikonsumsi dan tidak memiliki nilai jual. Sehingga membuat Ulfa mencermati keresahan tersebut dan menjadikannya produk yang bernilai ekonomis.

“Ternyata setelah saya pelajari dan membaca jurnal ternyata ikan ini memiliki protein yang tinggi dan cocok jika dimanfaatkan menjadi pakan hewan,” lanjutnya.

3. Keunggulan Pakan Kepiting Kaya Dengan Vitamin dan Tahan Lama

Selain berbahan dasar ikan red devil yang kaya akan protein ini, Ulfa bersama rekan lainnya juga mencampurkannya dengan maggot yang di olehannya.

Baca juga: Delegasi W20 Tabur Bibit Ikan di Danau Toba

“Pertama ikan dan maggot itu dikeringkan, kemudian digiling dan dijadikan seperti tepung, setelah itu dicampurkan juga tepung terigu, tapioka, dedak serta vitamin C dan E dan terakhir telur bebek. Sedangkan untuk bahan dasar ikan dan maggot tersebut mencapai 58,33 persen setelah dikeringkan,” tutur Ulfa.

Lanjutnya lagi, keunggulan lain yang dihasilkan dari produk ini adalah ketahanannya yang cukup lama dan tidak mudah busuk.

“Selain mengandung vitamin C dan E yang memiliki fungsi menghasilkan produksi kepiting yang sehat dan besar, kami juga sudah melakukan uji lab untuk kelayakan yang ada di dalamnya. Dan saat ini kami juga telah membuka pesanan dari berbagai platform. Kemarin ada yang pesan dari Jambi,” tukasnya. (dinda/hm17)

Related Articles

Latest Articles