17.2 C
New York
Sunday, September 29, 2024

Israel Mulai Bombardir Rafah, 600 Ribu Anak-anak Terancam

Rafah, MISTAR.ID

Militer Israel mulai melakukan serangan udara di Rafah, beberapa jam setelah memperingatkan agar warga Palestina untuk mengungsi dari beberapa bagian kota di Gaza selatan. Wilayah tersebut saat ini dihuni lebih dari satu juta warga dan pengungsi yang mencari perlindungan akibat perang.

Kekhawatiran akan terjadinya serangan besar-besaran ke Rafah, dengan dalih membasmi kelompok militan Palestina, Hamas, semakin meningkat seiring dengan gagalnya perundingan gencatan senjata di Kairo.

Seorang pejabat Hamas, Izzat al-Rashiq, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setiap operasi Israel di Rafah akan membahayakan pembicaraan gencatan senjata.

Baca juga: Israel Perintahkan Warga Sipil Rafah Mengungsi

Hingga saat ini, belum ada komentar resmi dari Israel, menurut Al-Aqsa TV yang berafiliasi dengan Hamas. Israel telah menargetkan daerah-daerah di Rafah timur di dekat lingkungan yang mendapat perintah evakuasi.

Perintah untuk mengungsi melalui pesan singkat, telepon, dan selebaran dalam bahasa Arab, disebut Israel sebagai ‘zona kemanusiaan yang diperluas’ sejauh 20 km (12 mil).

Sejumlah keluarga Palestina mulai mengungsi di tengah hujan musim semi yang dingin.

Beberapa anak-anak menumpuk harta benda mereka di atas gerobak keledai, sementara yang lain mengungsi menggunakan mobil pick-up atau berjalan kaki melewati jalanan berlumpur.

“Hujan turun dengan deras dan kami tidak tahu ke mana harus pergi. Saya khawatir hari ini akan tiba, sekarang saya harus melihat ke mana saya bisa membawa keluarga saya,” kata Abu Raed, seorang pengungsi, kepada Reuters melalui aplikasi chatting.

Baca juga: China Tawarkan Kelonggaran Pekerjaan Bagi Wanita yang Baru Melahirkan

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa perintah evakuasi tersebut merupakan eskalasi berbahaya yang akan menimbulkan konsekuensi.

“Pemerintah AS, bersama dengan penjajah, memikul tanggung jawab atas terorisme ini,” ujar pejabat bernama Sami Abu Zuhri tersebut kepada Reuters, merujuk pada aliansi Israel dengan Washington.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas kemudian mengingatkan, bahwa setiap serangan di Rafah tidak akan menjadi ‘piknik’ bagi pasukan Israel dan menegaskan bahwa mereka siap untuk membela warga Palestina di sana sepenuhnya.

Bencana Kemanusiaan Lebih Buruk

Badan-badan bantuan telah memperingatkan bahwa perintah evakuasi tersebut akan menyebabkan bencana kemanusiaan lebih buruk lagi di daerah pantai yang padat dan berpenduduk 2,3 juta orang yang telah terguncang akibat perang selama tujuh bulan.

“Memaksa lebih dari satu juta orang Palestina yang mengungsi dari Rafah tanpa tujuan yang aman tidak hanya melanggar hukum tetapi juga akan menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk,” kata lembaga amal Inggris, ActionAid.

Warga Rafah yang mengungsi di wilayah Al Mawasi, Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan. (f: reuters/mistar)

Sementara itu, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mendesak penduduk Rafah untuk mengungsi dalam sebuah operasi ‘ruang lingkup terbatas’.

Mereka tidak memberikan alasan spesifik dan juga tidak mengatakan apakah tindakan ofensif akan dilakukan.

Baca juga: Hubungan Diplomatik Kolombia dan Israel Berakhir

Nick Maynard, seorang ahli bedah Inggris yang mencoba meninggalkan Gaza pada hari Senin, lewat pesan suara dari sisi Rafah ke Mesir mengatakan, dua bom besar baru saja meledak di luar penyeberangan.

“Ada banyak tembakan juga sekitar 100 meter dari kami. Kami sangat tidak yakin apakah kami bisa keluar. Mengemudi melalui Rafah, ketegangan sangat terasa dengan orang-orang yang mengungsi secepat mungkin,” katanya.

Tidak Ada Tempat Aman

Sementara itu, Badan PBB untuk anak-anak UNICEF mengatakan bahwa tidak ada lagi tempat yang aman di Gaza bagi 600.000 anak-anak di Rafah.

“Dengan ratusan ribu anak-anak di Rafah terluka, sakit, kekurangan gizi, trauma, atau hidup dengan kecacatan, UNICEF menyerukan agar anak-anak tidak direlokasi secara paksa, dan infrastruktur penting yang menjadi tumpuan hidup mereka harus dilindungi,” kata UNICEF dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.

Baca juga: Presiden Iran Ancam Israel, Raisi: Tidak akan Ada yang Tersisa

Namun juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, mengatakan bahwa militer telah menginstruksikan warga sipil untuk menjauh dari bahaya.

“Kami telah memberi mereka tempat yang aman. Ini adalah hal yang sangat mengganggu bagi warga sipil mana pun,” lapor kolega kami, Ari Rabinovitch.

“Hal ini sangat membebani orang-orang yang harus pindah,” katanya.

“Namun pada akhirnya kami ingin memindahkan warga dari bahaya dan pergi dari tempat para teroris Hamas. Dan keputusan itu telah dibuat. Dan hasil dari keputusan itu sudah jelas. Kami telah menyoroti daerah-daerah di mana kami akan mencari Hamas. Bagian timur Rafah,” tandasnya. (mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles