Toba, MISTAR.ID
Masyarakat dan sejumlah pelaku wisata menilai perkembangan pariwisata di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih jalan di tempat dan bisa dikatakan abu-abu. Penilaian ini dirasakan setelah geliat pariwisata sejak delapan tahun berlalu, belum juga mengalami perkembangan yang kentara bagi peningkatan ekonomi dari sektor pariwisata.
Memang, sejak 2016 promosi pariwisata di kabupaten ini dimulai dengan kehadiran Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan kunjungan-kunjungan menteri. Kunjungan itu kemudian membuat dunia mulai mengenal Kabupaten Toba. Pemerintah kemudian memberikan dukungan dengan melakukan pembangunan sejumlah sarana dan prasarana yang bersumber dari APBN. Event-event berkelas dunia juga digelar untuk kemajuan pariwisata di sana.
Salah seorang pemilik travel (Sabet Travel) di Kecamatan Porsea, Marulak Sitorus menyampaikan pandangannya mengenai pariwisata di Toba. Menurutnya, pariwisata di Toba tidak berkembang signifikan melanjutkan perhatian pemerintah pusat. Padahal, dari segi letak geografis sangat menjanjikan menjadikannya pariwisata favorit diantara kabupaten se-kawasan Danau Toba.
Menurut dia, faktor geografis Kabupaten Toba yang merupakan lintasan beberapa kabupaten seperti, Kabupaten Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Tapsel, Tapteng dan Kota Sibolga, tidak dimanfaatkan masyarakat dan pemerintah dalam mempromosikan pariwisatanya melalui petunjuk obyek wisata berupa billboard serta peningkatan infrastruktur yang memadai menuju obyek wisata.
“Jika dibuat perbandingan dengan Kabupaten Samosir pemekaran dari Kabupaten Toba, keseriusan pariwisatanya sangat berbanding terbalik. Samosir jauh lebih matang dan serius dalam sektor pariwisatanya sehingga wisatawan lebih tertarik untuk melancong ke kabupaten yang terletak di tengah Danau Toba,” ujarnya.
Baca Juga : Keindahan Danau Toba Bisa Dinikmati Wisatawan Dalam Waktu Dekat
Hal senada disampaikan warga Porsea, Aldi Sirait yang menilai pemerintah Toba seakan setengah hati dalam pengembangan pariwisatanya. Pemerintah juga dinilai tidak memberikan efek sadar wisata kepada masyarakat dimana sektor pariwisata sangat berpotensi besar terhadap pertumbuhan dan peningkatan ekonomi yang tidak habis ditelan zaman.
“Terlebih DPRD Kabupaten Toba, saat reses ke dapilnya masing-masing tidak sekali pun mendengungkan kepariwisataan kepada masyarakat. Atau bisa jadi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) para dewan tidak mengarahkan dinas terkait seperti PUTR dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan dinas terkait untuk mendongkrak anggaran demi memajukan pariwisata dengan minimnya pembangunan kepariwisataan di Toba,” tukas Aldi.
Aldi mengusulkan agar DPRD Kabupaten Toba dapat menjalankan fungsinya dalam pengawasan dan kendala-kendala yang dihadapi daerah untuk mengembangkan pariwisata, sehingga perwujudan Destinasi Pariwisata Super Perioritas dapat disempurnakan tahap demi tahap melalui pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang untuk kesejahteraan masyarakat Toba.