Washington, MISTAR.ID
Amerika Serikat (AS) telah menyetujui rencana untuk melakukan serangkaian serangan terhadap target-target Iran di Suriah dan Irak.
Menurut laporan BBC di Amerika Serikat, para pejabat AS mengatakan bahwa serangan-serangan itu akan berlangsung selama beberapa hari, dan kondisi cuaca akan menentukan kapan serangan-serangan itu akan dilancarkan.
Rencana ini dimatangkan setelah serangan pesawat tak berawak menewaskan tiga tentara AS di Yordania, dekat dengan perbatasan Suriah, Minggu (29/1/24) kemarin.
AS menyalahkan kelompok milisi yang didukung Iran atas serangan tersebut.
Baca juga: Partai ‘Move Forward’ di Thailand Diputuskan Langgar Konstitusi
Kelompok tersebut, Perlawanan Islam di Irak, diyakini terdiri dari beberapa milisi yang dipersenjatai, didanai dan dilatih oleh pasukan Garda Revolusi Iran. Kelompok ini menyatakan bertanggung jawab atas serangan hari Minggu itu.
Sementara itu, Iran telah membantah berperan dalam serangan yang melukai 41 tentara AS di pangkalan militer yang dikenal dengan nama Tower 22 tersebut.
Dalam konferensi pers Kamis (1/2/24), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa AS tidak akan mentolerir serangan terhadap pasukan Amerika.
“Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela Amerika Serikat, kepentingan kami dan rakyat kami. Kami akan merespons di tempat yang kami pilih, kapan pun kami pilih, dan bagaimana pun kami pilih,” katanya.
Meski begitu, para pejabat yang berbicara kepada CBS News tidak memberikan jadwal pasti mengenai potensi serangan tersebut.
Baca juga: PBB: Sudah Delapan Juta Orang Mengungsi akibat Perang Sudan
Mereka mengatakan, bahwa militer AS dapat meluncurkannya dalam cuaca buruk, tetapi lebih memilih untuk memiliki visibilitas yang lebih baik untuk mengurangi risiko secara tidak sengaja mengenai warga sipil.
Meskipun AS telah berulang kali berjanji untuk menanggapi serangan pesawat tak berawak tersebut, Presiden Joe Biden dan pejabat pertahanan lainnya mengatakan bahwa Washington tidak menginginkan perang yang lebih luas dengan Iran atau eskalasi ketegangan di wilayah tersebut.
“Bukan itu yang saya cari,” kata Biden kepada para wartawan di Gedung Putih awal pekan ini.
Beberapa kelompok yang didukung Iran telah meningkatkan serangan terhadap entitas-entitas yang terkait dengan AS dan Israel sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman, misalnya, telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden, sehingga memicu serangan dari AS dan sekutunya.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CBS bahwa sebuah pesawat tak berawak ditembak jatuh semalam di Teluk Aden, sementara sebuah pesawat tak berawak ditembak jatuh dan dihancurkan di Laut Merah.
Baca juga: Cegat 10 Drone Houthi yang akan Meluncur, Jet AS Gempur Yaman Lagi
Sementara itu, laporan dari Reuters, Kamis (1/2/24) menyebutkan, Iran telah menarik para pejabat senior dari Suriah menyusul serangkaian serangan udara Israel dalam upaya untuk menghindari keterlibatan langsung ke dalam konflik yang lebih luas di wilayah tersebut.
Jenazah ketiga tentara AS yang tewas dalam serangan di Yordania diperkirakan akan dipulangkan ke pangkalan Angkatan Udara Delaware pada hari Jumat. Gedung Putih telah mengumumkan bahwa Presiden Biden akan hadir.
Ketiga tentara tersebut telah diidentifikasi sebagai William Jerome Rivers (46), Kennedy Ladon Sanders (24), dan Breonna Alexsondria Moffett (23). Ketiganya merupakan bagian dari unit cadangan tentara yang berbasis di Fort Moore, Georgia. (Mtr/hm22)