New Delhi, MISTAR.ID
Perdana Menteri Petahana Bangladesh, Sheikh Hasina, berhasil memenangkan pemilihan umum (Pemilu) untuk kelima kalinya. Hasina dan partainya, Awami League (AL), meraih suara mayoritas absolut dalam pemilu tersebut. Hasil ini disertai berbagai kontroversi.
Komisi Pemilu Bangladesh (EC) melaporkan hanya 40 persen suara yang dihitung dari total pemilih. Angka ini diklaim jauh lebih rendah dibandingkan Pemilu 2018 yang mencapai 80 persen. AL berhasil mendapatkan 167 kursi dari total 227 kursi dalam pemilu.
Sejumlah kandidat PM dari partai independen menempati posisi kedua dengan total 63 suara. Di sisi lain, kandidat dari partai oposisi, Partai Jatiya, hanya mendapatkan 11 suara menurut EC. Semua kandidat PM independen ini sebelumnya ditolak oleh AL dan diminta untuk mencalonkan diri sebagai kandidat formalitas untuk memberikan kesan kompetitif.
Baca juga:Â Terowongan di India Runtuh, 41 Orang Masih Terjebak
“Ini adalah hasil pemilu yang aneh. Kandidat palsu dalam Pemilu akan menghasilkan keputusan parlemen palsu,” ungkap seorang aktivis hak asasi manusia dan fotografer terkenal, Shahidul Alam, kepada Al Jazeera, Senin (8/1/24).
Pemilu ini juga diwarnai boikot oleh oposisi utama, Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), yang menyerukan boikot Pemilu pada November lalu, hingga pemerintah menghentikan label teroris terhadap oposisi.
Selain boikot, Pemilu ini juga dilanda insiden kekerasan dan teror, termasuk ledakan di beberapa lokasi, seperti pembakaran kereta penumpang Benapole Express yang mengakibatkan empat kematian pada Jumat (5/1/24) lalu.
Baca juga:Â India Segera Buka Keran Ekspor Beras untuk Indonesia
Pihak kepolisian menduga adanya sabotase dan saat ini sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti kekacauan. Di kota Habiganj, lebih dari seratus bom molotov dilaporkan meledak. (Aljazeera/hm20)
