Singapura, MISTAR.ID
Singapura meraih predikat negara dengan siswa berkinerja terbaik dalam literasi, numerasi, sains, dan pemecahan masalah menurut asesmen Programme for International Student Assessment (PISA) 2022.
Singapura bahkan berhasil menggeser posisi China yang mendominasi pada PISA 2018. Diketahui bahwa Singapura telah menerapkan reformasi pendidikan berbasis teknologi dengan mengenalkan Singapore EdTech Masterplan 2030 sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka.
Strategi ini diakui dalam laporan Peran Teknologi dalam Transformasi Pendidikan di Indonesia sebagai model reformasi pendidikan berbasis teknologi yang berhasil, dengan sejumlah inisiatif dimulai sejak 1997.
Upaya Singapura melibatkan integrasi solusi digital dalam kegiatan belajar-mengajar sejak 1997, dilanjutkan dengan pelatihan guru dalam memanfaatkan teknologi. Fokus kemudian dialihkan pada peningkatan kompetensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) siswa.
Baca juga: Tahun 2024 Pemko Medan Salurkan Pendidikan Gratis Kepada 1.350 Anak
Menuju tahun 2030, Singapura memprioritaskan kesetaraan dan inklusi, kualitas, serta efisiensi dalam pendidikan. Mereka menciptakan platform pembelajaran daring nasional, menyediakan sumber belajar mandiri dan konten kurikulum formal dan informal.
“Guru juga didorong untuk memanfaatkan edtech seperti e-Pedagogi untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” kata perwakilan Menteri Pendidikan Singapura dalam sebuah pernyataan tertulis, Selasa (12/12/23).
Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) memungkinkan guru untuk menyusun pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan murid. Singapura juga mengalokasikan dana hibah sebesar 65 juta dolar Singapura (Rp743 miliar) untuk menciptakan ruang belajar cerdas dengan fitur digital dan multifungsi di sekolah dasar dan menengah.
Sementara negara berkembang seperti Indonesia dan Vietnam, meskipun mengikuti pilar reformasi pendidikan, dihadapkan pada keterbatasan sumber daya, konektivitas, dan tantangan budaya.
Baca juga: Cerita Guru SLB, Berhasil Mendidik Anak Disabilitas Buka Usaha
Vietnam memprioritaskan perluasan konektivitas setara dan inklusif, sementara Indonesia memfokuskan implementasi teknologi untuk guru dan kepala sekolah guna meningkatkan kualitas siswa. (detik/hm20)