27.1 C
New York
Tuesday, July 30, 2024

Desa Patane I Toba Berpeluang Dijadikan Objek Agrowisata

Toba, MISTAR.ID

Daerah Siraituruk, Desa Patane I, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba berpeluang dijadikan objek wisata baru bidang agrowisata.

Potensi yang strategis, karena desa tersebut diapit Sungai Aek Mandosi membuat lahan selalu mencukupi untuk dialiri air, sangat strategis dijadikan tempat budidaya ikan mas dan mujair.

Selain itu, Desa Patane I di tahun 1990 ke bawah sempat dikenal sebagai pemasok (supplier) ikan mas ke beberapa daerah seperti, Kota Pematangsiantar, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Kabupaten Simalungun dan Kota Sibolga, baik benih ikan maupun yang sudah besar layak untuk dikonsumsi.

Baca juga:Kebun Sidamanik akan Kembangkan Agrowisata, Nilai Investasi Rp25 Miliar

Hal ini disampaikan salah seorang warga, Hengki Marganda Sirait, walaupun nama besar Siraituruk sebagai pemasok terbesar ikan mas di Kabupaten Toba kini tinggal kenangan. Kendati saat ini tradisi memeliharanya masih tetap dilakukan sekali setiap tahunnya, namun tidak menghasilkan benih lagi, hanya ikan konsumsi.

“Bahkan kami tidak bisa menghasilkan benih ikan dan semula menjadi pemasok ke Kerasaan, Kabupaten Simalungun. Kini mereka yang menjadi pemasok. Keadaan menjadi terbalik sejak tahun 1995, induk ikan dan benih ikan di kolam selalu mati,” sebutnya, pada Jumat (1/12/23).

“Andai ketika itu, pariwisata sudah ditetapkan pemerintah pusat menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), sudah tentu akan kita promosikan menjadi agrowisata, menyajikan kuliner ikan masakan khas Batak bagi wisatawan. Namun hal itu belum terlambat jika Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kabupaten Toba mencari penyebab kematian ikan dengan mengecek kadar air Sungai Aek Mandosi,” sambungnya.

Baca juga:Keunikan Biodiversity Geodiversity dan Culture Potensi Besar Industri Pariwisata Toba

Kabid Perikanan Dinas Ketapang Kabupaten Toba, Nelli Sibarani mengamini pernyataan warga itu, dimana dulunya terkenal sebagai pemasok ikan mas paling populer sampai ke luar daerah. Bahkan warga sudah pernah dibantu memberikan induk sebagai penghasil telur agar kejayaan yang sempat terhenti bisa kembali lagi.

“Tetapi, kita tidak mengetahui kondisi ikan yang diberikan tak bisa menghasilkan telur yang maksimal, dengan tidak adanya perkembangan asumsi dari pemerintah warga tidak serius lagi menggeluti budidaya ikan mas,” ujar Nelli.

Terkait penyebab kegagalan telur dari induk ikan mas dan benih ikan yang mati, Dinas Ketapang melalui Bidang Perikanan akan turun ke lapangan, apakah penyebabnya dari air sungai yang sudah terkontaminasi dengan zat kimia. Selanjutnya sampel air akan dikirim ke laboratorium di Medan untuk mengetahui kepastiannya.

Baca juga:Dispar Taput Terus Berpacu Kembangkan Destinasi Pariwisata  

Nelli juga mendukung Desa Patane I menjadi agrowisata, dimana wisatawan dapat langsung menangkap ikan dari kolam untuk diolah (dimasak) sesuai selera atau dengan ciri khas masakan Batak seperti, arsik dan naniura menggunakan bumbu andaliman.

Desa tersebut juga berada di lokasi strategis, sangat dekat dengan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum, sehingga sebelum dan sesudah menikmati Pantai Pasir Putih, Parparean dapat menikmati sajian kuliner ikan mas atau mujair yang segar.

“Salah satu keunikan rasa ikan mas dari Siraituruk lebih gurih dari lainnya. Sebab ikan tersebut tidak mendapatkan pakan pellet, melainkan memakan plankton dan sisa panen padi warga, sehingga menghasilkan daging lebih keras,” tutup Nelli. (nimrot/hm16)

Related Articles

Latest Articles