Medan, MISTAR.ID
Video Presiden Indonesia Jokowi Widodo (Jokowi) mengumumkan pemboikotan produk Israel pada acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tahun 2016 viral kembali dan tersebar di media sosial (medsos).
Dengan tersebarnya video itu, membuat pengguna media sosial semakin marak untuk memboikot produk-produk Israel. Dengan kata lain, Indonesia mendukung penuh atas kebebasan Palestina yang sudah tak lagi melihat berdasarkan asas kemanusiaan.
Pengamat Ekonomi UINSU, Sunarji Harahap mengatakan, boikot ini bermakna pada kesadaran diri masing-masing karena hanya dilakukan pengetatan tanpa larangan beroperasi. “Berdasarkan Kemenperin impor di sini pengetatan, belum sampai pelarangan. Jadi memang boikot di sini bermakna atas kesadaran diri,” ujarnya, Jumat (3/11/23).
Menurut Sunarji, pemboikotan dilakukan atas kesadaran diri masing-masing untuk tidak membeli produk dari Israel. “Benar, pernyataan boikot ini tentunya tidak sampai ke menutup perusahaan tersebut, hanya dilakukan kesadaran masing masing,” katanya.
Baca Juga : Gelombang Boikot Israel Semakin Beragam dan Menyebar di Seluruh Dunia
Dikatakan Sunarji, hal ini baik bagi perekonomian Indonesia, karena produk dalam negeri menjadi gaungan untuk rakyat Indonesia agar mengkonsumsinya. “Dengan kebijakan ini akan semakin menguatkan industri lokal dan memperketat barang impor,” tambahnya.
Dikatakannya, ini merupakan langkah baik dan serius terhadap kepedulian pemerintah Indonesia dalam melihat situasi terkini di negeri Palestina. Karean, sudah selayaknya Indonesia mampu menjadi negara produktif dan lebih mencintai produk lokal.
“Dan hal ini menjadikan kita lebih mandiri secara ekonomi,” lanjutnya
Sunarji berharap kepada masyarakat agar lebih mengutamakan kemandirian produk lokal. “Harapan kepada pemerintah lebih menggalakkan ekspor dari pada impor,” pungkasnya. (dinda/hm24)