23.1 C
New York
Friday, November 1, 2024

Umur Bulan Ternyata 40 Juta Tahun dari yang Dikira Sebelumnya

Jakarta, MISTAR.ID

Bulan ternyata berusia lebih tua dari yang diduga sebelumnya. Hasil studi yang meneliti batuan dari bulan membuktikan teori itu.
Berada di dekat Bumi, Bulan menjadi objek penelitian selama bertahun-tahun. Pertanyaan tentang berapa usia bulan pun masih diselidiki oleh para peneliti.

Petunjuk awal soal penciptaan Bulan adalah misi Apollo 11 pada Juli 1969. Saat itu, astronaut NASA Neil Armstrong dan Edwin ‘Buzz’ Aldrin membawa 21,6 kilogram batu dan debu bulan saat kembali ke Bumi.

Sampel tersebut diketahui berasal dari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Petunjuk itu memberikan perkiraan bahwa Bulan tercipta pada periode sekitar 150 juta tahun setelah pembentukan tata surya.

Dalam studi yang diterbitkan European Association of Geochemistry, peneliti memeriksa usia formasi kristal zircon dari sampel permukaan bulan. Ini dilakukan untuk menentukan usia partikel tersebut.

“Kami menyimpulkan bahwa tanggal rata-rata tertimbang 4460 ± 31 Ma (2σ) yang diperoleh untuk zircon ini sesuai dengan usia kristalisasinya,” kata para peneliti dalam jurnal tersebut.

“Oleh karena itu, usia minimum pembentukan populasi zirzon tua ini merupakan bukti tertua yang ditemukan hingga saat ini untuk kristalisasi zirkon bulan,” tambahnya.

Baca Juga : Pesawat Luar Angkasa India Segera Sampai ke Pusat Tata Surya

Dikutip dari Engadget, sampel permukaan bulan didapatkan dari pesawat dalam program Apollo NASA. Dari penelitian itu, terdapat teori bahwa usia bulan ternyata lebih tua 40 juta tahun dari yang sebelumnya dikira.

Penelitian itu menyimpulkan bahwa Bulan muncul 110 juta tahun setelah terbentuknya tata surya pada 4,6 miliar tahun lalu. Kesimpulan ini didapatkan para peneliti usai menggunakan teknik analisis pada massa spektometri untuk mengetahui kandungan molekul di dalam batuan.

Metode lain untuk menganalisis adalah tomografi atom untuk mendeteksi jumlah radioaktif pada sampel. Cara ini dapat mengetahui usia kristal di dalam batuan.

NASA berteori bahwa batuan seukuran Mars bertabrakan dengan Bumi beberapa miliar lalu sehingga membentuk Bulan. Pemahaman ini yang membuat para peneliti punya ide untuk mengetahui waktu pasti peristiwa itu terjadi.

Misi Apollo 17 pada 1972 jadi cikal bakal penelitian ini dengan membawa 243 pon atau 110,2 kilogram material Bulan ke Bumi untuk diperiksa dan akhirnya penelitian menemui titik terang 51 tahun kemudian.

Baca Juga : Menikmati Tata Surya Lewat Lolipop Bertema Kosmos

NASA dikabarkan sudah meluncurkan 105 pesawat robotik untuk mengeksplorasi Bulan sehingga kesempatan menemukan jawaban baru sangat mungkin terjadi.

Namun, misi terdekat yang dilakukan NASA disebut baru kembali dilakukan setidaknya awal 2025. Sehingga, publik harus menunggu lebih lama untuk mengetahui penemuan baru tentang permukaan Bulan.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles