Sidney, MISTAR.ID
Kenaikan imbal hasil Surat Utang Pemerintah Amerika Serikat (Treasury yields) mengangkat dolar mencapai harga tertinggi pada tahun 2023 terhadap yen Jepang yang terpuruk.
Sementara itu, saham-saham Asia mengalami penurunan di bursa Senin (14/8/23) walau adanya kemungkinan pemerintah China akan memperkuat argumen untuk stimulus serius terhadap industri properti, seperti dilaporkan Reuters.
Geopolitik menjadi kekhawatiran tambahan setelah kapal perang Rusia melepaskan tembakan peringatan kepada sebuah kapal kargo di Laut Hitam barat daya, Minggu (13/8/23), mengawali tahapan baru dari perang yang bisa berdampak pada harga minyak dan makanan.
Baca Juga:Kinerja Pasar Saham Bergantung Pada Rilis Data Ekonomi
Indeks saham Asia-Pasifik MSCI terbesar di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS) turun lagi 1,1%, setelah kehilangan 2% pekan lalu. Indeks Nikkei Jepang (.N225) turun 0,5%, meskipun eksportir mendapat dukungan dari pelemahan yen.
Saham-saham biru China (.CSi300) turun 1,1%, di atas penurunan 3,4% minggu lalu, di tengah rangkaian berita ekonomi mengecewakan yang mencapai puncaknya dalam laporan buruk tentang pinjaman bank baru pada bulan Juli.
Angka penjualan eceran dan output industri dijadwalkan dirilis pada hari Selasa dan para analis menganggap kemungkinan angka tersebut akan mengecewakan, menjaga tekanan turun pada yuan.
Selain itu, kekhawatiran tentang kondisi memburuk dari pengembang properti yang terbebani utang negara dan berita bahwa dua perusahaan terdaftar di China tidak menerima pembayaran pada produk investasi yang jatuh tempo dari Zhongrong International Trust Co Country Garden China (2007.HK)–pengembang properti swasta teratas di negara tersebut juga dijadwalkan menghentikan perdagangan dari 11 obligasinya di dalam negeri mulai Senin.