Rusia, MISTAR.ID
Seorang tentara Rusia di Ukraina melaporkan bahwa dia dan tentara lain di unit yang sama menolak perintah komandan resimen untuk melakukan misi bunuh diri atau perintah untuk bunuh diri.
Dalam dunia militer, pasukan bunuh diri adalah salah satu perintah untuk melakukan serangan berbahaya yang membahayakan nyawa.
Prajurit Rusia tersebut diketahui merupakan prajurit dari resimen 1428 di Bakhmut, Ukraina. Dia mengirimkan video tersebut ke WarTranslated, media independen yang sering menerjemahkan materi perang di Ukraina.
Baca juga: 185 Ribu Prajurit Baru Bergabung dengan Tentara Rusia, Perkuat Angkatan Bersenjata
Menurut terjemahan oleh WarTranslated, prajurit tersebut mengatakan bahwa dia dan unitnya dari resimen 1428 dihukum karena kekalahan baru-baru ini di Bakhmut. Faktanya, wilayah timur Ukraina telah menjadi titik nyala perang Rusia-Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Prajurit tersebut mengatakan bahwa komandan unitnya menghukum dia dan tentara lainnya dengan menyita semua senjata mereka.
Prajurit itu mengatakan komandan juga memerintahkan dia dan pasukannya untuk kembali ke medan perang. Namun, dia dan tentara lainnya menolak untuk ikut serta dalam pertempuran lebih lanjut karena kurangnya pelatihan.
Baca juga: Total 5 Drone Ditembak Jatuh di Moskow, Rusia: Ulah Teroris Ukraina
“Seperti yang dikatakan komandan resimen, kami bergabung dengan pasukan sukarelawan di sini. Kami ingin segera memperjelas bahwa kami belum menandatangani kontrak apa pun yang menyatakan bahwa kami adalah sukarelawan,” kata tentara itu kepada Newsweek, Selasa (4/7/23).
“Kami tidak menolak untuk berperang, hanya melakukan operasi pertahanan regional yang telah kami persiapkan. Hanya Kami tidak ingin melakukan perintah yang tidak masuk akal dan operasi bunuh diri,” tambahnya.
Prajurit itu mengatakan perintah komandan tidak masuk akal ketika konvoi pasukan dari unitnya terbunuh oleh tembakan artileri musuh saat mereka mendekati garis depan pertempuran.
Baca juga: Dua Drone Misterius Dijatuhkan Alat Rusia di Dekat Moskow
Dia juga mengatakan bahwa keluhan mereka tidak dilaporkan ke militer Rusia. Prajurit itu mengklaim bahwa perwira bawahannya ingin “membawa kami kembali ke resimen dan menakut-nakuti kami dengan represi brutal”.
Jason Jay Smart, pakar politik Rusia, mengatakan video tentara Rusia dikirim ke Ukraina sebagai umpan untuk bom bunuh diri.
Smart mengatakan bahwa hal ini semakin mungkin terjadi setelah penarikan pasukan swasta Grup Wagner dari medan perang di Ukraina, khususnya Bakmut.
Baca juga: CIA Nilai Perang Rusia-Ukraina Dapat Hancurkan Kekuasaan Putin
Sementara itu, Rusia mengandalkan pasukan paramiliter seperti Grup Wagner untuk melancarkan serangannya di Ukraina.
“Sebenarnya para prajurit itu benar. Sekarang pasukan kelompok Wagner (Yevgeny) Prigozhin telah ditarik dari medan perang, tugas umpan meriam akan diserahkan kepada pasukan reguler tentara Rusia,” kata Smart.
“Tidak diragukan lagi, anggota keluarga tentara Rusia ini akan khawatir jika mereka tahu bahwa putra atau suami mereka akan pergi atau hampir pasti mati. Namun, positifnya adalah: Bagus jika warga Rusia memahami betapa sedikitnya kepedulian Kremlin terhadap mereka atau orang yang mereka cintai,” tambahnya.
Baca juga: Rusia Umumkan Operasi Anti Teroris
Laporan ini muncul saat berita terus bermunculan tentang keadaan pasukan Rusia di Ukraina. Meski terus membom Ukraina, ofensif Rusia dikatakan semakin kacau karena koordinasi antar unit militer di medan perang melemah. (Mtr/hm21).