7.6 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Rumah Sipitu Bukkulan Simbol Toleransi Beragama di Balige Toba

Toba, MISTAR.ID

Rumah Sipitu Bukkulan yang terletak di Desa Tambunan Lumban Pea Kecamatan Balige Toba sesungguhnya telah menjadi simbol toleransi beragama dan interaksi sosial dan adat istiadat sejak dibangun 100 tahun lalu. Rumah panggung milik almarhum Haji Muhammad Yasin Tambunan yang beristrikan wanita Minang tersebut dibangun dengan desain perpaduan motif etnis Batak Toba dan Minang Sumatera Barat.

Kampung Sipitu Bukkulan, juga disebut sebagai Kampung Malay (Muslim) yang dikenal sejak rumah Sipitu Bukkulan itu didirikan. Kini, kondisi rumah yang dibangun lebih 100 tahun lalu dan berada di Jalinsum Kabupaten Toba tidak dihuni dan tak terawat sebab keturunan pertama HM Yasin tidak ada lagi yang tinggal dan bermukim di sana.

Kata “Sipitu Bukkulan” dalam (bahasa Batak) adalah ” 7 buah tiang penyangah balok rabung atap rumah” yang menjadi salah satu kerangka bangunan itu. Padahal pada umumya kerangka balok rabung pada setiap bangunan rumah hanya 2 atau 3 saja. Uniknya, desain Rumah Sipitu Bukkulan yang mempunyai 7 balok penyanggah atap.

Baca juga: Penataan Pondok Wisata di Pantai Bulbul Balige Diimbau Agar Sesuai Aturan

Tak hanya mendirikan Rumah Sipitu Bukkulan, HM Yasin juga membangun Mesjid Almunawar Tambunan dan Panti Asuhan HM Yamin, yang berdekatan dengan Rumah Sipitu Bukulan.

Semasa hidupnya, HM Yasin Tambunan dikenal sebagai sosok yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam didaerah itu dan sekitarnya. Dia merupakan sosok yang bersahabat dan bermasyarakat dengan warga sekitar yang umumnya satu marga dengannya. Meskipun berbeda agama dan kepercayaan, warga di sana rukun dan saling menghormati, interaksi sosial adat, dan toleransi beragama berlangsung humanis dengan warga sekitar.

Berdirinya Rumah Sipitu Bukkulan, menurut Jafir Tambunan dan Wolfram Sihombing warga setempat saat diwawancara Rabu (27/7/22), keduanya menuturkan sosok HM Yamin semasa hidupnya menjadi sosok yang penting menjaga toleransi beragama.

Baca juga: Berbenah Menuju Kota Wisata, Proyek Sarpras Balige Berbiaya Rp5,9 M

“Benar, kita berharap toleransi beragama di sini dapat terus berkelanjutan sesuai yang dimanahkan almarhum HM Yamin,” imbuh mereka.

Sejumlah pemerhati budaya, sastrawan, bahkan penulis sudah sering menggali asal muasal berdirinya Rumah Sipitu Bukkulan. Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda upaya pelestarian peninggalan bersejarah itu dari pihak manapun.(james/hm09)

Related Articles

Latest Articles