Tanah Karo, MISTAR. ID
Daerah Tujuan Wisata (DTW) Kota Berastagi, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo mulai setingkat dengan wilayah DTW lainnya di Indonesia. Butuh sedikit sentuhan teknologi dan inovasi sehingga taman wisata itu semakin diminati oleh para pengunjung.
Seperti di wilayah Puncak Gundaling, kini terdapat spot yang diberi nama“Gundaling Sky Hill” atau jembatan kaca yang mulai menjamur di area wisata. Dari sini anda bisa melihat panorama keindahan bukit Gundaling lebih puas lagi. Hamparan perkebunan juga bisa dilihat jelas dari puncak tersebut. Dan tidak lupa untuk mengabadikannya dengan berselfie ria.
Tak heran, pada liburan lebaran tahun ini, para pengunjung juga antusias ingin menikmati Gundaling Sky Hill tersebut. Pengunjung dari berbagai daerah pun hadir dan tidak lupa orang-orang menikmati Gundaling Sky Hill.
Baca juga:Baru Selesai Dikerjakan, Pengaspalan Jalan Gundaling-Pengkeruken Gunung Sitember Rusak
Ahmad Ilyas Sembiring (23) menemukan ide “Gundaling Sky Hill” mengatakan, mencoba menjadikan salah satu ikon Kota Berastagi untuk semakin meramaikan para wisatawan hadir ke Puncak Gundaling.
“Bukit Gundaling sudah ada potensinya atau sudah terkenal, dan tinggal poles saja. Saya yakin Kota Berastagi akan terkenal khususnya Bukit Gundaling bisa kembali ke eranya,” ujar Ahmat Ilyas
Sepengetahuan Ilyas masa kejayaan Bukit Gundaling di tahun 80-an silam. Namun seiiring dengan wakti, tempat hiburan tersebut mengalir begitu saja tanpa polesan lebih yang bisa memikat pengunjung. Sementara daerah wisata lain terus berbenah dan memberikannya hingga memikat pengunjung. Tak heran jika wisata bukit gundaling sepi dari pengunjung.
Baca juga:Festival Bunga dan Buah Tahun 2022 Kabupaten Karo Digelar Kembali
Ilyas berharap masa keemasan Bukit Gundaling yang sempat tersohor hingga ke manca negara bisa kembali. , disitu zaman keemasnya Bukit Gundaling sangat tersohor ke mancanegara,” ungkapnya, Minggu (7/5/23).
Gundaling sendiri memiliki kisah legenda yang dipercaya oleh masyarakat sekitar. Nama Bukit Gundaling terjadi pada masa sebelum Indonesia merdeka. Di kisahkan bahwa pada zaman dahulu ada seorang pemuda berkebangsaan Inggris yang tinggal di daerah Berastagi sebagai penyebar agama nasrani yang berkenalan dengan seorang gadis asli daerah tersebut hingga memiliki kedekatan.
Namun karena suatu ketika si pria inggris ini tak pernah lagi melihat sang pujaaan hatinya. Ia pun harus pergi kembali ke negaranya. Dia yang penuh rasa sedih menyampaikan kalimat terakhirnya dengan mengatakan “goodbye my darling” sebagai kalimat perpisahan. Kalimat itu didengar oleh warga kampung, dengan kalimat “Gundaling”. (sembiring/hm06)
