8.4 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Bebas Sanksi FIFA, PSSI dan Polri Diminta Rumuskan Standar Keamanan Pertandingan Bola

Medan, MISTAR.ID

Pemerhati sepak bola Sumatera Utara (Sumut) Indra Efendi Rangkuti bersyukur Indonesia terbebas dari sanksi Federation Internasional de Football Association (FIFA), pasca tewasnya ratusan orang saat menyaksikan pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/22).

“Sambil menunggu kedatangan FIFA yang merencanakan akan berkantor di Indonesia, PSSI dan Polri perlu merumuskan standar keamanan, SOP pengamanan sepakbola dan antisipasi jika terjadi kerusuhan,” ujarnya, Minggu (9/10/22) siang.

Kemudian, baik PSSI, PT LIB (Liga Indonesia Baru) dan pemerintah harus duduk bersama membahas tentang kelayakan stadion untuk menggelar sebuah pertandingan.

Baca juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, PSSI Keluarkan 7 Poin Penting Bagi Klub Anggota

“Jadi bukan hanya dilihat dari lampu yang cukup menerangi stadion, semua sisi harus ditinjau. Kalau memang sebuah stadion tidak layak dan tim tuan rumah harus pindah ke tempat lain, lakukanlah seperti itu,” katanya.

Indra kemudian angkat bicara perihal ditetapkannya Dirut PT LIB Ahmad Hadian Lukita, satu dari enam tersangka dalam tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, adalah tanggung jawab LIB sebagai operator Liga 1 dan Liga 2, sebagai kompetisi resmi sepak bola di Tanah Air.

“Apalagi sebelumnya Panpel Arema sempat meminta kepada PT LIB agar laga antara Arema FC vs Persebaya yang harusnya digelar malam hari dimajukan menjadi sore, sesuai rekomendasi dari Polres. Namun, PT LIB kemudian menolak permohonan itu,” katanya.

Indra menyayangkan kenapa PT LIB sampai menolak itu. Artinya, menurut Indra, baik Panpel dan kepolisian setempat mungkin sudah membaca kemungkinan akan ada hal-hal yang tidak diinginkan kalau laga itu tetap digelar pada malam hari.

“Tragedi Kanjuruhan adalah sebuah pelajaran bagi LIB sebagai operator kompetisi resmi. Ke depan, harus ada sistem yang dipahami bersama, apa-apa saja yang dibolehkan FIFA dalam menggelar pertandingan,” katanya.

Baca juga: Hormati Tragedi Kanjuruhan, Semifinal dan Final Bonas Cup Ditunda

Terlepas dari proses hukum yang sedang berjalan saat ini, Indra berharap ada perbaikan di semua sektor. Indra tidak ingin saat operator liga berganti, kejadian serupa akan terulang lagi.

“Kalau terkait nasib Liga 1 dan Liga 2, PT LIB kan semua manajemen organisasi terdiri dari beberapa unsur. Jadi dalam kasus ini jika direktur utamanya berhalangan, ada direktur lain yang akan menggantikan, sesuai dengan hasil untuk rapat komisaris,” ucapnya.

Soal posisi aman Ketua Umum PSSI dalam tragedi Kanjuruhan, Indra meminta masyarakat jangan terburu-buru melakukan penilaian. Dia meminta seluruh pihak menghormati proses hukum.

“Barang kali Polri mau mendengar dulu fakta-fakta hasil pemeriksaan dari yang (enam orang) yang ditetapkan tersangka ini, sebelum menetapkan tersangka baru,” ucapnya.

Sementara itu, Dirut PT LIB Ahmad Hadian Lukita dikonfirmasi Mistar sehari setelah ditetapkan tersangka dalam tragedi Kanjuruhan, mengaku akan menghormati proses hukum yang sedang berjalan. “Saya ikuti proses hukum saja,” singkatnya.

Baca juga: Terungkap! 11 Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan

Sebagaimana diketahui, tragedi berdarah yang menewaskan ratusan orang saat menonton pertandingan Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/22) malam, menambah catatan buruk bagi persepakbolaan Indonesia.

Beruntung Indonesia terbebas dari sanksi FIFA soal Tragedi Kanjuruhan, setelah asosiasi tertinggi sepakbola di dunia tersebut melayangkan surat kepada pemerintah. Dalam surat tersebut, FIFA dan pemerintah Indonesia akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia. Untuk kelancaran upaya itu, FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses transformasi ini. (ial/hm09)

Related Articles

Latest Articles