Simalungun, MISTAR.ID
Ratusan lahan pertanian di Kabupaten Simalungun kekurangan air lantaran saluran irigasi di Nagori Karanganyer ditembok, sehingga debit air menuju lahan pertanian di kedua nagori itu berkurang.
“Ada seluas 230 hektare lahan pertanian yang berada di Nagori Bandar Malela dan Nagori Huta Dipar mengalami krisis air,” ujarnya Pangulu Nagori Bandar Malela Dedi Wahyudi kepada mistar.id, Selasa (7/1/25).
“Jadi, dengan cara menjebol saluran air pertama dan beralih ke saluran baru, sehingga pertanian di dua Nagori kekurangan air. Setelah ditembok, air irigasi tidak lagi mengalir ke jalur irigasi. Tetapi ke sungai,” lanjut Dedi.
Dari luas tersebut, Dedi melanjutkan 230 hektare lahan pertanian milik warga terancam kekurangan air. Kondisi tersebut membuat petani mengubah tanamannya dari padi menjadi jagung atau yang lainnya.
Baca juga: DPRD Simalungun Desak Perbaikan Irigasi Rusak di Kecamatan Panei
Menurut Dedi, Nagori Huta Dipar menjadi wilayah paling terdampak. Sedangkan lokasi irigasi tersebut berada di perbatasan Nagori Karanganyer dan Nagori Bandar Malela.
Lanjut Dedi, penembokan di Bumnag Nagori Karanganyer sudah terjadi sekitar 3 tahun.
“Warga dua nagori ini terganggu dan bahkan meminta agar Dinas Pertanian mengembalikan fungsi irigasi seperti semula,” ucapnya.
Kata Dedi, irigasi tersebut seharusnya untuk dua nagori. Menurutnya, lahan pertanian kedua nagori saat ini sedang membutuhkan air karena sebagian petani sedang dalam proses menanam. Ada pula yang usia tanamannya sudah satu bulan sehingga perlu pengairan.
“Nah, yang umurnya satu bulan ini yang bahaya dibiarkan seminggu saja, dipastikan hasil padi tidak baik,” pungkas Dedi. (abdi/hm20)