5.3 C
New York
Tuesday, March 26, 2024

Potensi Investasi Peternakan Simalungun Belum Digali Maksimal

Simalungun, MISTAR.ID – Peluang investasi sektor pertanian di Kabupaten Simalungun tidak semata hanya bidang hortikultura. Bidang-bidang lain masih banyak yang bisa digali untuk dijadikan sumber pendapatan daerah. Salah satunya, agribisnis peternakan.

Sektor peternakan Kabupaten Simalungun sebenarnya sangat berpotensi besar mendorong tercapainya percepatan visi misi Dinas Peternakan Sumatera Utara (Sumut).

Tapi sejauh ini peluang usaha sektor peternakan dalam mendorong percepatan pencapaian visi misi itu masih belum maksimal dijalankan, sebagaimana dikatakan Sekretaris Koperasi Perhimpunan Masyarakat Kelompok Tani (K-PMKT) Simalungun, Erika Tampubolon.

Dia malah mengkritisi visi peternakan Sumut periode 2005-2019 yang menurutnya sampai menjelang akhir 2019 ini belum melihat hasilnya di Simalungun.

Yang dia dengar, katanya, hanya program bagi-bagi ternak sapi bantuan pemerintah untuk kelompok tani. Padahal bukan itu tujuan dari visi misi itu, melainkan bagaimana agar petani ternak kita bisa mandiri mengembangkan peternakannya.

“Kita sebagai petani sampai sekarang belum melihat wujud dari visi misi dinas peternakan Sumut itu di daerah kita ini, yang katanya untuk mewujudkan agribisnis peternakan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, menuju masyarakat mandiri,” tukas Erika, Sabtu (2/11/19).

Alasan aktivis pertanian itu, karena sampai sekarang misi pemerintah Sumut bidang peternakan belum berjalan maksimal.

Dia mencontohkan misi yang belum berjalan maksimal itu, seperti penyediaan pakan asal ternak yang cukup, pemberdayaan SDM petani ternak, penciptaan peluang ekonomi petani ternak, dan pemanfaatan sumber daya alam pendukung peternakan yang berwawasan lingkungan pad akenyataannya masih sebatas retorika.

“Kalau pun ada dilakukan, tapi praktiknya hanya satu dua tempat saja. Padahal luasan Simalungun sangat besar untuk bidang peternakan,” ujarnya.

Dia mengatakan, berdasarkan data periode yang lalu (2005-2010), Dinas Peternakan Sumut tentang sasaran peningkatan populasi produksi dan konsumsi sektor peternakan Sumut 2005-2010, angkanya kata dia sangat bagus.

Misalnya untuk populasi sapi perah 1,01 persen per tahun, sapi potong 5,2 persen per tahun, kerbau 0,65 persen pertahun, kuda 0,22 persen per tahun, kambing 0,65 persen per tahun, domba 8,90 persen per tahun, babi 10,27 persen per tahun, ayam buras 4,28 persen per tahun, ayam petelur 4,80 persen per tahun, ayam pedaging 4,33 persen per tahun dan itik 0,60 persen pertahun.

Sedangkan produksi sapi 5,0 persen per tahun, kerbau 2,1 persen per tahun, kuda 0,2 persen per tahun, kambing 4,0 persen per tahun, domba 16,7 persen per tahun, babi 2,6 persen per tahun, ayam buras 0,8 persen per tahun, ayam petelur 2,1 persen per tahun, ayam pedaging 2,1 persen per tahun dan itik 1,9 persen pertahun.

Berdasarkan proyeksi dari target sektor peternakan ini, maka tidak ada kata Erika alasan menunda pengembangan potensi agribisnis peternakan Sumut, mengingat sumber daya alam sangat mendukung.

Belum lagi luas lahan peternakan tersedia sekitar 1.311.159 hektar yang masih status lahan kosong di seluruh kabupaten/kota yang ada di Sumut.

Masih data Dinas Peternakan Sumut, kata Erika tersedia bahan makanan ternak yang dapat dimanfaatkan. Seperti pengolahan limbah sawit berupa pelepah, solid decanter dan perasan ampas buah mencapai 10.592.014 ton bahan kering serta pemanfaatan 20 persen bahan mudah dicerna yang dapat menampung 7.254.866 ekor sapi.

Ditambah pemanfaatan rumput/gulma di areal perkebunan sawit, karet, coklat dan kelapa seluas 1.419.126 hektar yang mampu menampung domba dan kambing 8.356.425 ekor.

Sedangkan pemanfaatan jerami padi, jagung, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau serta daun ubi kayu dan jalar seluas 1.134.018 hektar untuk menampung ternak ruminansia jutaan ekor.(maris/hm02)

Penulis/Editor: Maris

Related Articles

Latest Articles