24 C
New York
Thursday, July 25, 2024

Musim Kemarau, Petani Jagung Disarankan Manfaatkan Sumur Bor Sebagai Irigasi Sprinkle

Simalungun, MISTAR.ID

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Simalungun, Robert Pangaribuan mengakui cuaca yang memasuki musim kemarau seperti saat ini berdampak pada tanaman petani.

Di mana saat musim kemarau pasokan air menipis, hingga menghambat pertumbuhan tanaman.

“Cuaca saat ini adalah merupakan kemarau yang sangat panjang, diperhitungkan sampai bulan November,” ungkap Robert, pada Kamis (25/7/24).

Baca juga:Kemarau Panjang di Simalungun Ganggu Pertumbuhan Jagung 

Dikatakan lagi, kemarau saat ini sangat kering sehingga akan berdampak, dan mempengaruhi produksi sayur-sayuran dan hortikultura yang menjadi mata pencarian paling banyak masyarakat di Simalungun.

“Perlu diwaspadai akan sawah yang terancam kekeringan, dengan demikian akan mempengaruhi produksi. Termasuk juga komoditi jagung,” ujar Robert.

Maka dari itu, Robert pun berharap dan perlu dilakukan pemanfaatan sumur bor untuk irigasi sprinkler atau pompa air. Hal ini dapat membantu petani di Simalungun merawat tanamannya.

Sebelumnya, Pengamat Pertanian, Ferry Simarmata menjelaskan, bahwa tanaman jagung merupakan tanaman yang sangat sensitif. Perubahan sekecil apapun, dapat mengganggu pertumbuhannya, apalagi soal ketersediaan air.

Baca juga: Krisis Harga Jagung, Distan Simalungun Segera Cek Lapangan

Sebagai penanda awal yang dapat dilihat secara kasat mata jika tanaman jagung kekurangan air, adalah menggulungnya daun jagung. Kemarau berkepanjangan ini membuat para petani takut akan potensi gagal panen.

“Secara fisiologi, pengaruh kekeringan akibat musim kemarau panjang akan mengganggu proses pembungaan dan penyerbukan. Jika proses ini terganggu, maka pembentukan biji pada jagung juga tidak baik, dan mempengaruhi hasil panen,” tukas Ferry.

Dia mengambarkan kekeringan karena kemarau dapat membuat tanaman jagung terhambat dan daun rontok. Bahkan kematian tanaman jagung.

“Jelas sangat berdampak buruk, karena akar jagung tidak mendapatkan suplai air yang cukup,” imbuhnya.

Baca juga: Harga Jagung di Simalungun Anjlok, Dua Dinas Ini Diminta Turun ke Lapangan

Namun, ada beberapa cara agar petani bisa beradaptasi dalam menghadapi kemarau dengan menciptakan tanaman pelindung di sekitar ladang, untuk menjaga kelembaban iklim, sehingga proses fotosintesis tidak terganggu.

“Perlu dibangun irigasi tambahan di sekitar ladang tanaman jagung. Memang anomali cuaca saat ini sangat sulit diprediksi, mengingat kerusakan lingkungan yang terjadi secara masif mengakibatkan terganggunya siklus alami,” tutupnya. (hamzah/hm16)

Related Articles

Latest Articles