6.6 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

KKN di Kampung Sendiri, Mahasiswi Universitas Diponegoro Asal Simalungun Olah Minyak Jelantah Menjadi Sabun

Simalungun, MISTAR.ID

Selama ini, minyak jelantah hanya dikenal sebagian orang sebagai salah satu limbah rumah tangga. Tak jarang, minyak tersebut dibuang begitu saja, terutama oleh para ibu rumah tangga. Akibatnya, pencemaran tanah maupun air terjadi.

Melihat kondisi ini, Meilin boru Nainggolan yang sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Lestari Indah, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun ini pun tergerak untuk menambah nilai ekonomi limbah rumah tangga tersebut.

Setelah melakukan serangkaian wawancara dengan sejumlah ibu rumah tangga dan kepala desa di Desa Lestari Indah, mahasiswi jurusan arsitektur Universitas Diponegoro (Undip), Semarang ini memutuskan untuk menambah nilai ekonomi limbah minyak jelantah tersebut.

Poster Program Kegiatan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cuci. (f:mistar/ist)
Poster Program Kegiatan Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cuci. (f:mistar/ist)

“Setiap rumah akan menghasilkan limbah rumah tangga, akan tetapi tidak banyak yang mengetahui bahwa limbah rumah tangga tersebut jika terus menerus disalurkan ke alam bebas, tanpa melalui proses pengolahan, akan membawa dampak buruk yang berkepanjangan bagi ekosistem. Selain itu penggunaannya berulang kali, juga memicu berbagai permasalahan kesehatan, kata Meilin yang juga berdomisi di Desa Lestari Indah, kepada Mistar, Rabu (3/2/21).

“Proses pembuatan sabun menggunakan minyak jelantah ini membantu mengolah limbah yang tidak terpakai dan berbahaya menjadi sesuatu yang lebih berguna,” tambahnya.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Mahidin Girsang selaku Kepala Desa Lestari Indah, serta Fajrul Falah, selaku dosen pembimbing lapangan, Meilin kemudian mencoba mengolah limbah tersebut menjadi sabun cuci, dan berhasil.

Program Penyuluhan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah ini mulai dilakukan sejak 19-22 Januari 2021 secara door to door dan telah dilakukan secara massal pada 1 Februari 2021 kepada pemuda-pemudi setempat. Metodenya, dengan teknik penjelasan menggunakan poster dan juga membantu warga yang ingin mencobanya secara langsung.

Dalam pelaksanaannya, warga yang diberikan penyuluhan tampak antusias, apalagi karena mengetahui minyak jelantah yang selama ini langsung dibuang oleh warga tersebut, ternyata bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang lebih berguna.

“Senang sekali tahu minyak jelantah bisa dibuat sabun cuci, selama ini mah cuma dibuang ke selokan atau jamban aja. Nanti adek ajarin ya kalo ibu mau buat sabunnya,” ujar Esra Mutiara, salah satu warga Desa Lestari Indah.

Poster Program Kegiatan Pendukung Pembelajaran Online.(f:mistar/ist)
Poster Program Kegiatan Pendukung Pembelajaran Online.(f:mistar/ist)

Selain berhasil dan mengajarkan warga desa mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci, Meilin berserta teman-temannya yang melaksanakan kegiatan KKN di desa tersebut, juga mengajarkan aplikasi pendukung pembelajaran online kepada warga desa.

Alasannya, menurut Meilin, meski pada 2021 sudah ada sekolah yang dapat menerapkan pendidikan secara offline, namun masih banyak juga sekolah yang menetapkan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

Dimulai pada 27 Januari 2021 lalu, para mahasiswa Undip tersebut mulai mengajarkan penggunaan aplikasi pendukung pembelajaran online. Mulai dari aplikasi yang menyediakan materi-materi pembelajaran, video-video penjelasan atau praktek, menyediakan kelas tambahan, dan game-game yang menggunakan materi pembelajaran.(luhut/hm01)

Related Articles

Latest Articles