23.2 C
New York
Wednesday, July 24, 2024

Kemarau Rawan Kebakaran, KPH II Larang Buka Lahan dengan Pembakaran

Simalungun, MISTAR.ID

Kemarau panjang di Kabupaten Simalungun mengakibatkan kekeringan di mana-mana, termasuk areal hutan dan lahan pertanian masyarakat.

Kekeringan ini tentu harus diwaspadai, karena dapat menjadi pemicu bencana kebakaran.

Seperti dikatakan Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II Pematangsiantar, Sukendra Purba, pada Rabu (24/7/24). Pihaknya gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat, agar selalu waspada dan tidak melakukan pembakaran secara sembarangan.

Baca juga:3 Lokasi Hutan Lindung Kerap Terjadi Karhutla, KPH II Buat Laporan Polisi

Pembakaran yang dimaksud Sukendra, adalah pembukaan lahan dengan membakar ilalang yang ada.

“Iya saat ini kemarau panjang, dan memang kita gencar sosialisasi agar tidak ada orang yang sembarangan membuka lahan dengan membakar,” ucapnya.

Dalam mengantisipasi hal ini, mereka berkolaborasi dengan pemerintah nagori (pemnag) setempat, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan kelompok tani (poktan) hutan yang menjadi binaan KPH II.

Baca juga:Jawa Hingga Papua Masuki Musim Kemarau Sampai 4 Juli

“Kita bekerja sama, saling mengingatkan dan menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan,” kata Sukendra.

Selain langkah sosialisasi untuk antisipasi, KPH II juga berencana melakukan reboisasi di beberapa wilayah hutan yang telah terbakar, seperti di Kecamatan Silimakuta. Program ini akan diajukan kepada Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI.

“Ini lah langkah kita selain sosialisasi. Jadi kita harap, masyarakat jangan lagi sembarangan membakar lahan,” himbau Sukendra.

Baca juga:Jawa Hingga Papua Masuki Musim Kemarau Sampai 4 Juli

Terpisah, Pangulu Nagori Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Arnold Sitio mengatakan, pihaknya juga selalu serius dalam memperhatikan dan mengantisipasi kebakaran hutan.

Di mana wilayah Tigaras merupakan salah satu titik rawan kebakaran, sehingga segala aktivitas yang berpotensi menjadi pemicu kebakaran selalu dihindari.

“Kita selalu sosialisasi dan memang perbatasan lahan dengan wilayah hutan di sini jelas, sehingga gampang mengawasi,” ungkap Arnold. (roland/hm16)

Related Articles

Latest Articles