11.6 C
New York
Monday, May 6, 2024

Tradisi Nyekar, Pedagang Bunga Menghiasi Pusat Kota Siantar

Pematang Siantar, MISTAR. ID

Bagi umat Kristiani, tradisi nyekar sering dilaksanakan setiap perayaan Natal tiba. Biasanya tradisi nyekar ini dilakukan bagi umat Kristen terutama yang tinggal di tanah Jawa sembari bersilaturahmi ke kampung halaman sembari mengungkapkan perasaan bahagia karena bisa pulang kampung atau mudik lagi tahun ini.

Tak jarang pedagang memanfaatkan momen Natal dengan menjual bunga dengan berbagai jenis demi meraup untung yang lumayan. Seperti amatan Mistar, pada Minggu (25/12/22). Para pedagang bunga ini banyak menghiasi pusat kota tepatnya di area Pasar Horas. Kemudian di tepi jalan menuju daerah wisata Parapat, tepatnya Jalan D.I Panjaitan.

Tapi di sisi lain, penjualan bunga tidak begitu membuat para pedagang tersenyum lebar. Mereka mengatakan tahun ini penjualan bunga di hari Natal dirasakan menurun dibandingkan tahun lalu.

Baca juga:Paskah, Ziarah Kubur Dan Penjualan Bunga Sepi

“Sepi, pembeli bunga biasanya sudah mulai banyak menjelang Natal. Malahan, hari ini aja masih sepi,” ujar Alexander, salah satu penjual bunga di Jalan D.I Panjaitan, Kota Pematang Siantar.

Alexander menepis penyebab sepinya pembeli bunga dikarenakan banyaknya para penjual bunga musiman. Padahal jika berkaca di tahun sebelumnya, momen seperti ini merupakan masa panen baginya untuk mendapatkan pengahasilan lebih pada tiap tahun.

Tetapi dia berasumsi sepinya pembeli bunga dikarenakan berkurangnya umat Kristen terutama yang tinggal diperantauan untuk pulang kampung. Selain itu, harga bunga juga mulai naik dari harga sebelumnya.

“Yang mudik sedikit barangkali tahun ini, jadi gak ramai sepertinya yang mau pulang kampung untuk ziarah. Dan juga harga bunga pada naik. Kata distributornya, karena harga BBM naik,” tutur Alexander.

Dia menyebut dari sekian macam jenis bunga yang akan dijual, tapi bunga yang paling banyak diminati adalah jenis bunga salju putih dan kuning dan bunga Krisan. Bunga ini banyak pembelinya dikarenakan harganya masih ekonomis tapi sudah tampak cantik dan menarik.

“Untuk bunga salju dihargai Rp. 15.000 setiap batang. Namun jika membeli dua batang, menjadi Rp. 25.000 saja. Sebelumnya, harganya masih Rp.10.000 setiap batang,” jelas Alexander.

Tak jauh beda dengan pedagang bunga lainnya, Jumpa Tarigan. Menurut dia, harga bunga tersebut naik dikarenakan tingginya permintaan konsumen, sementara barang yang masuk tidak seimbang.

“Sebenarnya yang naikkan harga itu bermula dari distributornya. Kalau kami hanya berpatokan dari harga yang kami ambil dari agen. Kalau naik dari sana (agen-red), kami pun terpaksa menaikkannya,” kata Jumpa.

Baca juga:Festival Bunga Buah Berastagi Tak Menggenjot Penjualan

Jumpa juga mencontohkan jenis bunga yang paling banyak peminatnya adalah bunga Aster dan Krisan. Selain itu, ada juga bunga sedap malam, bunga mawar, bunga batik, dan bunga lainnya. Kesemuanya mengalami kenaikan harga setiap batang hingga 30 persen dari harga sebelumnya.

Dia menjelaskan, bunga-bunga yang diperjualbelikan di Kota Pematang Siantar berasal dari Berastagi dan Kabanjahe. Maka dari itu, terang Jumpa, tumbuh di iklim yang berbeda dengan di Siantar, sehingga dibutuhkan penanganan yang tepat agar bunga tetap segar dan indah meski tidak habis terjual saat itu.

“Perawatan bunga-bunga juga harus teliti supaya bunga tidak gampang layu ataupun mati. Rajin menyiram dengan air yang bersih. Bunga-bunga yang akan dipajang untuk dijual juga harus dibersihkan agar kelihatan tetap cantik,” Pungkasnya. (yetty/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles