11.2 C
New York
Tuesday, November 5, 2024

Terpaksa, Keluarga di Pardamean Kurung Handerson di Kerangkeng Besi

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Satu keluarga di Kelurahan Pardamean, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar, terpaksa mengurung salah satu anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa.

Langkah ini diambil dengan berat hati setelah berbagai upaya penyembuhan telah ditempuh dan menguras biaya, namun hasilnya masih belum membuahkan kesembuhanNamanya Handerson Harianja (49) pria yang menderita sakit jiwa sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).

Keluarga telah mengupayakan berbagai pengobatan, namun hasilnya tidak begitu menggembirakan dan Handerson kini menghuni kerangkeng yang terbuat dari jeruji besi.

“Sudah beberapa kali kami bawa ke dokter umum sampai ke dokter spesialis syaraf, tapi hasilnya ya seperti ini. Pernah juga kami bawa ke pengobatan alternatif, sama saja,” kata Junita Nainggolan, adik ipar Handerson Harianja kepada Mistar.id, Selasa (5/11/24).

Baca juga: Sampah jadi Topik Debat Publik Pilkada Siantar, Berikut Tanggapan 4 Paslon

Junita juga menuturkan kondisi kejiwaan abang iparnya itu mulai terganggu tepatnya setelah pulang dari praktek kerja lapangan (PKL) saat SMA.

“Sepulang dari PKL di Porsea dia tidak mau bercerita telah terjadi sesuatu. Jadi, beberapa teman PKL nya sudah pulang, akan tetapi mereka (ada 3 orang) tidak pulang. Kemungkinan ada kejadian, tetapi dia tidak mau cerita dan kawannya ini ada meninggal. Sepulang dari situlah dia mengurung diri dan tiba-tiba mau bicara-bicara sendiri,” jelasnya.

Setelah itu, Handerson sering membuat keributan di rumah. Akhirnya, ia dibawa ke salah satu tempat rehabilitas di Sibatu-Batu, Pematangsiantar tapi belum juga ada perubahan. Akhirnya dibawa disalah satu rumah keluarga tepatnya di Desa Ledong yang berada di Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, belum juga ada perubahan bahkan semakin kacau.

“Sekitar 2021 kita bawa lagi ke rumah orang tua (orang pintar) tepatnya di Kelurahan Pardamean, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar, tapi tak ada hasil,” ucapnya.

Baca juga: Debat Publik Pilkada Siantar, Mangatas dan Susanti Beda Pendapat soal Perda RTRW

Hal senada juga dikatakan seorang anggota keluarga lainnya, Anggiat Situmorang bahwa untuk biaya pengobatannya tidak murah, sedangkan keluarga memiliki ekonomi pas-pasan. Tapi terus berupaya bergotong royong menanggung pengobatan.

Related Articles

Latest Articles