8.4 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Tempe Produk Siantar, Nutrisi Tinggi yang Digemari Masyarakat

Siantar, MISTAR.ID

Tempe merupakan makanan buatan tangan rakyat asli Indonesia, bahkan sudah sejak lama menjadi makanan konsumsi yang banyak digemari.

Disamping harganya relatif murah, rasanya juga gurih. Selain itu, makanan khas ini juga dianggap memiliki kandungan nutrisi tinggi, karena adanya proses fermentasi dalam pembuatannya.

Mulyiyono (45) salah seorang pembuatan tempe di Kelurahan Bukit Sofa, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematang Siantar, menerangkan proses pembuatan tempe kepada mistar.id, Kamis (25/5/23).

Baca juga: Pakar Gizi: Tempe Bisa Jadi Kudapan Alternatif Cegah Stunting

Usaha mikro rumah tangga ini sudah ditekuni Mulyiyono sejak lama. Bahkan menjadi sumber utama ekonomi keluarganya.

Ketertarikan Mulyiyoni diawali penilaiannya terhadap potensi ekonomi tempe, yang dianggap memiliki prospek bagi perekonomian keluarganya. “Awalnya ada kawan yang memiliki usaha tempe di situ. Saya tertarik dan mulai belajar, lalu dipraktekkan di rumah,” ujarnya.

Mulyiyono didampingi istrinya menjelaskan, proses produksi tempe buatannya dilakukan di rumah produksi di Jalan Pleton Ujung, Kecamatan Siantar Sitalasari. “Tempe ukuran kecil kami banderol dengan harga Rp 1.000 sampai Rp 2.500. Kemudian yang lebih besar lagi seharga Rp 3.000, Rp 4.000 dan Rp 5.000,” terangnya.

Proses pembuatan tempe dilakukan mulai dari perebusan kedelai dengan menggunakan kayu bakar yang sudah disuplai dari langganannya. Penggunaan kayu ini bisa menghemat pengeluaran sekitar 35 persen dibanding  menggunakan kompor gas.

Baca juga: Presiden Jokowi Cicipi Keripik Tempe Kualitas Ekspor dari Pelaku UMKM

“Kami pernah mencoba menggunakan kompor gas, tetapi ternyata biayanya lebih besar dibanding menggunakan kayu bakar,” tutur Mulyiyono.

Pembuatan tempe ini cukup panjang dan banyak tahapannya. Mulai dari kedelai yang sudah direbus, kemudian ditampung ke ember-ember plastik yang sudah disiapkan dan dibiarkan selama 2 hari.

Selanjutnya kedelai itu dicuci bersih sampai mengelupas kulit arinya. Kedelai yang sudah terkelupas kulit arinya ini harus sudah benar-benar dinyatakan bersih.

Berikutnya, kedelai ditiriskan selama setengah sampai 1 jam. Setelah kedelai yang ditiriskan sudah dinyatakan tuntas, kemudian ditempatkan di tampah (penampi) lebar terbuat dari anyaman bambu.

Baca juga: Kekurangan Nutrisi Ternyata Bisa Picu Kerontokan Rambut

Bersamaan dengan itu, selanjutnya ditaburi ragi dengan ukuran yang tepat. Kalau pas musim hujan, ragi yang dicampurkan ke kedelai, bisa berkali-kali lipat. Campuran kedelai dengan ragi harus benar-benar merata. Kalau sudah merata benar, baru kemudian dimasukkan ke plastik-plastik pembungkus yang sudah dilubangi dan besarnya sesuai ukuran.

“Bakal tempe yang sudah dimasukkan ke kantong-kantong plastik ini ditempatkan di para-para dan dibiarkan selama 2 hari. Hingga akhirnya jadi lah tempe yang siap dikonsumsi dan dipasarkan,” jelas Mulyiyono.

Disinggung, apakah Pemko Pematang Siantar pernah memberikan bantuan modal, pembinaan atau kerja sama? Mulyiyono mengatakan, tidak pernah. “Kalau dari Pemko Pematang Siantar belum adalah bang. Dari Bank juga begitu,” tuturnya sambil membersihkan kedelai miliknya. (abdi/hm16)

 

 

Related Articles

Latest Articles